Garuda Indonesia Kaji Biaya Operasional Yang Tinggi

Hila Bame

Sunday, 07-10-2018 | 14:02 pm

MDN
ilustrasi

 

Jakarta, Inako

Sejumlah langkah perlu diambil Garuda Indonesia, agar tetap bisa bersaing di kawasan dan dunia, selain di dalam negeri. Salah satunya dengan cara pengendalian biaya operasional yang tinggi. 

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. I Gusti Askhara Danadiputra atau yang akrab disapa Ari Askhara mengatakan proses pengkajian biaya operaasional tersebut saat ini masih berlangsung.


"Kami akan review terus dan akan diberlakukan bertahap. Target kajian selesai secepatnya," katanya, Jumat (5/10/2018).

Rapor keuangan emiten berkode GIAA tersebut pada semester I/2018 masih merugi hingga US$144 juta kendati diklaim fakta tersebut sudah membaik dibandingkan dengan Semester I/2017 yang minus US$284 juta.

Komisaris Utama GIAA Agus Santoso telah meminta jajaran direksi untuk melakukan semakin pandai dalam membuat terobosan pada bidang niaga dan efisiensi biaya operasional guna meningkatkan kinerja keuangan yang masih merugi.

"Saya sampaikan ada dua hal, yang pertama adalah meningkatkan revenue, yang kedua adalah efisiensi cost," kata Agus.

Menurutnya, kerugian dalam sebuah perusahaan bukan merupakan hal yang luar biasa. Namun, harus segera memikirkan langkah terobosan yang harus segera dilaksanakan untuk mengurangi kerugian maupun membalikkan menjadi keuntungan. Salah satu opsinya adalah menjadikan rute carter potensial ke China menjadi rute reguler, seiring dengan besarnya turis asing dari negara itu.

KOMENTAR