Garuda Indonesia Kalah di Pengadilan Arbitrase London

Perusahan negara PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menerima kekalahan yang digugat penyewa pesawat (Lessor) di Pengadilan Arbitrase Internasioanal London (London Court International Arbitration/LCIA).
LCIA menjatuhkan putusan arbitrase, mewajibkan PT Garuda Indonesia Tbk. membayar rent atas sewa pesawat dan kewajiban-kewajiban berdasarkan perjajnjian sewa pesawat mulai dari pembayaran bunga keterlamabatan dan biaya perkara perkara penggugat, ujar Prasetio, Direktur Keuangan dan manajemen Risiko PT Garuda Indonesia. (6/9/21).
Terhadap kondisi tersebut lanjut Prasetio pihaknya sedang berkoordinasi dengan kuasa hukum (lawyer) yang menangani kasus ini untuk mengambil langkah selanjutnya.
Putusan itu tidak akan berdampak langsung dengan operasional perusahaan dan memastikan pelayanan penerbangan berjalan normal, ujarnya,
Maskapi jembatan udara itu beberapa kali mendapat gugatan hukum dari beberapa Lessor sejak tahun lalu, karena wanprestasi. Salah satunya adalah gugatan dari Helice Leasing S.A.S yang berisi permohonan sita jaminan atas dana miliki Garuda Indonesia yang ada di rekening Belanda . Pengadilan pun mengabulkan gugatan tersebut pada Maret 2020.
Pada Mei 2020 Helice kembali menajukan gugatan terhadap garuda Indonesia melalui pengadilan Perancis yang juga mengabulkan permohonan sita jaminan atas tekening Garuda Indonesia di Perancis.
Tidak hanya itu pukulan lain datang lagi dari gugatan Aercap di Pengadilan London berhubungan dengan wanprestasi atau kelalaian. Garuda Indonesia terus berkomitmen menyelesaikan setiap persoalan dengan sejumlah Lessor melalui negosiasi kontrak sewa peasawat.
Hingga saat ini PT Garuda Indonesia memunyai perjanjian sewa pesawat dengan 31 Lessor.
TAG#PT GARUDA INDONESIA, #BUMN, #LCIA, #ARBITRASE, #RENT, #SEWA PESAWAT, #GARUDA INDONESIA
190234257
KOMENTAR