Grab Lebarkan Sayap ke Bisnis Remitansi Asia Tenggara

Sifi Masdi

Saturday, 24-11-2018 | 15:21 pm

MDN
Ilustrasi GrabPay [ist]

Jakarta, Inako

Grab dalam waktu dekat berencana membuka layanan pengiriman uang antarnegara atau remitansi berbekal digital wallet yang sudah diaplikasikan di sejumlah negara. Tahap awal, layanan remitansi lewat GrabPay ini akan diterapkan di Singapura dan Filipina, menyusul negara-negara Asia Tenggara lainnya. 

"Kita adalah pemain digital wallet terbesar di regional. Kita memiliki dompet digital di 6 negara saat ini atau semua di Asia Tenggara kecuali Kamboja dan Myanmar. Kita mulai dulu di Singapura dan Filipina. Kenapa Filipina? Karena banyak orang Filipina (kerja) di sini," kata Co-Founder of Grab Tan Hooi Ling di kantor Grab, Singapura, Jumat (23/11/2018).

Menurut Tan, digital wallet Grab secara tidak langsung membuat inklusi keuangan di negara-negara berkembang semakin pesat. Ini lantaran sistem yang dikembangkan Grab tak perlu menggunakan akun perbankan. 

"Sebagai contoh, bayangkan saya orang Makassar, tak pernah terpikir untuk membuat akun di bank karena beberapa masalah, kemudian dia sudah memiliki akun Grab dengan GrabPay. Dengan virtual card dia sudah tak perlu membuat akun di bank," jelas Tan. 

"Dia sudah bisa mengirim uang ke keluarganya misalnya di Aceh. Dia juga bisa membeli barang dari luar negari dengan akun yang sama di sebuah e-commerce. Kita membuat ekosistem berkelas dunia yang memudahkan pemain lokal sebagai peningkatan inklusi keuangan."

"Di Singapura kita akan meluncurkan produk remitansi yang memungkinkan orang kirim uang dari Singapura ke negara lain seperti yang dilakukan Western Union," ucapnya memaparkan.

Di luar Singapura dan Filipina, sambung Tan, Grab saat ini masih menjajaki aturan regulasi fintech di masing-masing negara, termasuk Indonesia. Dia mengklaim, digital wallet versi GrabPay bisa lebih efisien ketimbang jasa remitansi yang ada saat ini. Pasar remitansi di Asia Tenggara pada tahun lalu saja mencapai USD 70 miliar.

"Biaya pengiriman akan berbeda di setiap negara, kita menyesuaikan dengan regulasi negara masing-masing. Tapi kita pastikan biayanya akan lebih murah, lebih mudah, dan lebih cepat. Saat ini pengiriman uang ke luar negeri cukup mahal. Ini akan memecahkan masalah biaya pengiriman uang," kata Tan. 

Lanjutnya, ekspansi digital wallet pada layanan yang lebih luas dilakukan setelah Grab dirasa sudah cukup kuat di segmen transportasi. Sepanjang tahun ini, total ada sekitar USD 3 miliar tambahan pendanaan dari investor strategisnya seperti Booking, Microsoft, Hyundai, hingga Toyota.

"Kita adalah perusahaan yang fokus pada transportasi selama 6 tahun hingga kita bisa mengakuisisi Uber. Ini memungkinkan kita bisa mulai fokus ke banyak hal. Di Indonesia kita punya lebih dari 100.000 mitra pengemudi, sekarang kita punya sekitar 200 engineer dari Indonesia," ucap Tan.



 

 

KOMENTAR