Harga Batubara Terus Menanjak sebagai Dampak Perang Dagang

Sifi Masdi

Monday, 09-07-2018 | 16:40 pm

MDN
Ilustrasi tambang batubara [ist]

Jakarta, Inako

Penguatan harga batubara masih terus berlanjut. Harga komoditas energi ini terus mencetak rekor harga tertinggi di awal paruh kedua tahun ini. Pada penutupan perdagangan, Jumat (6/7), harga batubara kontrak berjangka pengiriman Agustus 2018 di ICE Future Exchange berada di posisi US$ 116,10 per metrik ton. Dalam sepekan, harga batubara tercatat naik sebanyak 1,93%. Pada Kamis (5/7), harga si hitam sempat berada di  level US$ 116,60 per metrik ton. Ini harga tertinggi batubara sejak Desember 2012.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, harga batubara terus melaju lantaran tingkat permintaan yang memang bertambah. "Selain China, kini permintaan dari Eropa Utara juga tambah tinggi," kata dia, Jumat (5/7).

Di saat yang sama, ketersediaan pasokan batubara global justru cenderung melambat. Ini terjadi karena Australia  tidak mampu meningkatkan produksi dengan cepat. Asal tahu saja, negeri kanguru ini merupakan salah satu produsen batubara terbesar dunia.

Kenaikan permintaan juga terlihat dari ekspor batubara Indonesia ke China yang tumbuh signifikan di semester satu lalu. Batubara Indonesia menyumbang sekitar 49% dari total impor China, jumlahnya sekitar 61,9 juta ton.

Direktur Garuda Berjangka Ibrahim menambahkan, kenaikan harga batubara juga sejalan dengan harga minyak mentah dunia yang masih dalam tren menguat. Tambah lagi, China memiliki wacana mengenakan tarif impor untuk produk minyak AS sebagai aksi balasan dalam perang dagang.

"Kalau penetapan tarif tersebut direalisasikan, harga minyak AS akan semakin mahal di China dan membuat pasar beralih ke batubara sehingga permintaannya bertambah tinggi lagi," jelas dia.


 

KOMENTAR