Harga Ikan di Bengkulu Selatan Masih Tinggi

Bengkulu Selatan, Inako –
Lima hari pascalebaran 1439 hijriah, harga jual sejumlah ikan laut di Tempat Pelelangan Ikan di Kabupaten Bengkulu Selatan, masih tinggi.
Kondisi ini dipicu oleh dua hal yakni, rendahnya hasil tangakapan para nelayan setempat selama dan sesudah lebaran dan juga karena cuaca buruk yang terjadi di sekitar peraiaran daerah itu pasca lebaran.
"Harga ikan laut mahal akibat cuaca buruk, sehingga menyebabkan penurunan produksi nelayan," kata Yalni, seorang pedagang ikan di TPI Pasar Bawah di Manna, Bengkulu Selatan, Kamis
Kondisi tersebut, kata dia, berbeda dengan dua bulan lalu, di mana produksi ikan laut melimpah namun permintaan masyarakat justru cenderung melemah.
Sekedar diketahui, saat ini harga ikan tenggiri mencapai Rp55 ribu per kilogram, padahal dua bulan lalu masih seharga Rp45 ribu.
Sementara ikan kakap yang awalnya seharga Rp40 ribu per kilogram, kini melonjak menjadi Rp50 ribu per kilogram.
Adapun harga ikan kuwe gerong alias giant trevally telah melonjak menjadi Rp40 ribu per kilogram, setelah sebelumnya hanya seharga Rp23 ribu per kilogram.
"Untuk bawal, harga termurahnya sebesar Rp180 ribu dan tertinggi mencapai Rp210 ribu per kilogram. Rendahnya hasil tangkapan nelayan memicu lonjakan harga ikan laut di pasaran," ungkap Yalni.
Lebih lanjut, dia mengatakan, akibat minimnya tangkapan nelayan membuat sejumlah pedagang harus mendatangkan pasokan ikan beku dari Muara Angke, Jakarta.
Yalni sendiri mengaku membeli lima ton ikan beku per minggu guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Bengkulu Selatan.
Terkait mahalnya harga ikan laut di pasaran, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Selatan Novianto, menjelaskan situasi itu disebabkan banyak faktor yang di antaranya terbatasnya armada dan alat tangkap.
TAG#Harga Ikan, #Bengkulu Selatan, #harga ikan pascalebaran
190233678
KOMENTAR