Hasil Temuan Para Peneliti: Orang Dengan Golongan Darah A Berisiko Lebih Tinggi Terpapar COVID-19

Jakarta, Inako
Menurut para peneliti protein tertentu dalam virus - domain pengikat reseptor, atau RBD - secara khusus tertarik ke sel-sel pernapasan di paru-paru di antara orang-orang dengan golongan darah A.
Sejak pandemi COVID-19 dimulai, berbagai faktor telah dikaitkan dengan risiko infeksi virus corona, entah lebih tinggi atau lebih rendah.
Misalnya, obesitas, merokok, dan penyakit penyerta telah dikaitkan dengan risiko penularan dan komplikasi yang lebih tinggi karena virus.
Di sisi lain, anak-anak ditemukan memiliki risiko infeksi dan komplikasi COVID-19 yang lebih rendah, dibandingkan dengan orang dewasa.
Namun, ini masih merupakan faktor-faktor yang dapat dikontrol seseorang. Faktor yang tidak dapat dikontrol oleh siapa pun juga dapat menentukan risiko infeksi COVID-19 Anda, kata para peneliti.
Sebelumnya, orang dengan golongan darah O disebut-sebut berisiko lebih rendah terkena infeksi COVID-19. Para peneliti kini telah menemukan bahwa mereka yang bergolongan darah A mungkin berisiko lebih tinggi terkena infeksi virus corona.
Para peneliti melaporkan bahwa protein tertentu dalam virus - domain pengikat reseptor, atau RBD - secara khusus tertarik ke sel-sel pernapasan di paru-paru di antara orang-orang dengan golongan darah A.
Penemuan ini dapat membantu mengembangkan metode dan teknik pengobatan yang lebih baik untuk menghentikan virus, kata penelitian tersebut.
Sebuah tim peneliti di Brigham and Women’s Hospital di Amerika Serikat menilai bagaimana golongan darah A, B, dan O bereaksi terhadap protein dan menemukan golongan darah A sebagai yang paling reaktif.
“Menarik bahwa RBD virus hanya benar-benar lebih menyukai jenis antigen golongan darah A yang ada pada sel pernapasan, yang mungkin merupakan cara virus memasuki sebagian besar pasien dan menginfeksi mereka,” kata Dr Sean Stowell, profesor patologi, dalam sebuah pernyataan.
“Golongan darah adalah tantangan karena diturunkan dan bukan sesuatu yang bisa kita ubah. Tetapi jika kita dapat lebih memahami bagaimana virus berinteraksi dengan golongan darah pada manusia, kita mungkin dapat menemukan obat atau metode pencegahan baru,” tambahnya.
Berdasarkan pengamatan mereka, tim ingin menentukan apakah ada preferensi pengikatan serupa untuk RBD SARS-CoV, virus yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah (SARS). Meskipun susunan virus berbeda, SARS-CoV RBD menunjukkan preferensi yang sama untuk mengikat antigen grup A pada sel pernapasan.
“Pengamatan kami bukan satu-satunya mekanisme yang bertanggung jawab atas apa yang kami lihat secara klinis, tetapi dapat menjelaskan beberapa pengaruh golongan darah pada infeksi COVID-19, kata para peneliti dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Blood Advances.
TAG#golongan darah, #covid-19, #golongan darah A
190215585

KOMENTAR