HAUL Ke 30 Mahbub Djunaidi Diskusi Tentang Mahbub dan Seni Menerjemahkan

Hila Bame

Monday, 29-09-2025 | 13:26 pm

MDN

 

JAKARTA, INAKORAN

Haul Mahbub Djunaidi ke-30 tepat 1 Oktober 2025. Biasanya, haul identik dengan doa, tahlil, dan khusuk dengan wajah-wajah serius. Tapi kalau Mahbub, sulit rasanya terlalu serius. Sosok satu ini bisa menertawakan politik, agama, bahkan dirinya sendiri, lalu membiarkan kita bingung, “Kok benar juga, ya?”

Tema diskusi kami ketengahkan, Mahbub dan Seni Menerjemahkan. Jangan bayangkan ini membahas teknik gramatika atau perbedaan past tense dan present perfect. 

Mahbub menerjemahkan Orwell bukan buat bikin kita pusing, tapi supaya kita bisa bilang,  “Oh, jadi pejabat yang rakus itu kayak babi dalam novel Binatangisme, ya?” 

Dia juga menerjemahkan Michael Hart supaya kita tahu bahwa sejarah bisa diperdebatkan, bahkan di warung kopi sekalipun.

Jadi, haul ini bukan cuma mengingat wafatnya Mahbub, tapi menghidupkan kembali humornya, kejernihannya, dan kecerdasannya. Karena kalau Mahbub masih ada hari ini, mungkin dia akan menulis kolom tentang drama politik nasional dengan gaya yang membuat kita tertawa sekaligus malu. 

Dan tentu saja, ia akan menekankan bahwa menerjemahkan itu seni. Seni menjadikan dunia yang jauh terasa dekat, seni membuat kata asing terdengar seperti obrolan dengan tetangga.

Maka mari kita kirim doa dan rayakan Mahbub  dengan tahlil, dengan diskusi, dengan canda, dan, siapa tahu, dengan secangkir kopi yang membuat kita merasa sedikit lebih pintar setelah mendengarnya. Karena Mahbub mampu membuktikan. Tulisan bisa mengubah keadaan, apalagi kalau ditulis tanpa pretensi menggurui tapi dengan cara jenaka.

Lalu ada yang tanya, kalau lantai 5 penuh gimana? Ya kita turun ke lobby.

 

KOMENTAR