Ikan di Manggarai Timur Melimpah, Namun Belum Dikelola Secara Profesional

Binsar

Tuesday, 01-08-2023 | 08:54 am

MDN
Herman Hemmy, Bakal Calon Bupati Manggarai Timur, NTT [dokumentasi peribadi]

 

Oleh: Herman Hemmy

(Bakal Calon Bupati Manggarai Timur)

 

Ikan adalah jenis mahluk yang hidup di air tawar dan asin. Dari jenis yang kecil sampai dengan yang ukurannya lebih dari satu ton.

Saya hanya memberikan gambaran awal tentang ikan sebab saya yakin hampir semua orang tahu tentang ikan.

Secara ilmiah, dalam tubuh ikan terdapat protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan asam lemak omega 3, yang sangat baik untuk imun tubuh.

Ikan mudah didapat dan bahkan menjadi industri. Makan ikan tak perlu keterangan halal atau haram karena ikan otomatis halal.

Ada banyak sekali jenis ikan di berbagai wilayah di dunia ini, termasuk di Manggarai-Flores.

Ada jenis ikan yang sama berada di semua laut tetapi ada juga jenis ikan tertentu yang hanya berada di wilayah tertentu. Misalnya, ikan Salmon, setelah bertelur di sungai-sungai di Amerika Utara, telurnya hanyut ke laut dan menetas karena kehangatan air laut, lalu rombongan ikan-ikan kecil itu berenang mengelilingi laut, melewati laut Banda di Indonesia dan kembali ke Amerika Utara. Ikan-ikan bergerak ke hulu sungai untuk bertelur lalu mati dan seterusnya. Ini sekedar cerita tentang ikan Salmon yang harganya cukup mahal.

 

 

Di lautan sekitar Flores ada banyak jenis ikan, kepiting, udang dan sebagainya. Orang Manggarai budayanya makan daging bukan makan ikan. Padahal makan ikan lebih tinggi kualitas gizinya dibandingkan dengan daging.

Di Matim sumber ikan dan hasil laut lain melimpah tapi belum dikelola secara profesional.

Matim bisa menjadi motor penggerak dalam pengelolaan hasil laut. Dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) tapi perlu badan usaha yang mengelolanya.

Pada waktu lalu, saya komunikasi dengan pengelola hasil laut yang tinggal di Alaska dan Jepang, mereka kagum melihat hasil laut Indonesia. Tetapi mereka tahu juga Indonesia tidak serius mengelola hasil lautnya.

Zaman sekarang menangkap hasil laut sudah menggunakan detektor, jadi ketika jala dibuang, sudah pasti ada ikan di bawah lautnya.

Dalam konteks iman Katolik, ikan termasuk jenis mahluk yang istimewa, karena sering dipakai dalam konteks perumpamaan Yesus.

Petrus menjadi penjala ikan.Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang dengan lima roti dan dua ekor ikan. Hal itu ditulis dalam Injil Mateus pasal 14, Markus Pasal 6, Lukas pasal 9 dan Yohanes pasal 6.

 

 

Pertanyaannya, mengapa keempat penulis injil memfokuskan ke mujizat tentang ikan? Jawaban atas pertanyaan ini, tentu hanya penulis yang tahu persis. Namun, menurut saya, hal itu menunjukkan bahwa ikan itu mahluk istimewa, meski faktanya, kita orang Matim lebih tertarik mengonsumsi daging sapi, kambing, anjing dan babi.

Ke depan, pengelolaan ikan di Matim perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak sehingga bisa memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Matim.

 

 

KOMENTAR