Cianjur, Inako

Institut  Kewarganegaraan Indonesia (IKI) bersama dengan relawan menggelar acara evaluasi seluruh kegiatan sepanjang  2019 dan laporan akhir tahun di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Acara ini dimulai hari Kamis-Minggu (21-24/11/2019).

Hadir dalam acara evaluasi ini Ketua Relawan IKI Rikard Bagun, pengurus, dan relawan IKI yang berasal dari berbagai daerah.

Sekedar diketahui, IKI didirikan pada tanggal 11 Agustus 2006, satu bulan setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia pada tanggal 11 Juli 2006. Para pendirinya adalah orang-orang yang memiliki perhatian cukup panjang terhadap persoalan kewarganegaraan dan terlibat dalam berbagai usaha menuntaskan masalah Kewarganegaraan di Indonesia sejak jaman Orde Baru hingga saat ini.

Para pendirinya berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, pekerjaan dan lain-lain. Tujuan IKI adalah mengawal implementasi UU Kewarganegaraan, UU Administrasi Kependudukan, dan UU Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. 

Anggota IKI  tersebar di seluruh Indonesia. Relawan IKI memiliki tugas membantu masyarakat kecil, terpinggir  dan marginal.

Menurut Ketua IKI Rikard Bagun, selama ini IKI fokus  membantu warga masyarakat yang belum tersentuh oleh pelayanan pemerintah. Beberapa diantaranya adalah memberikan akses kepada warga masyarakat untuk mendapatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Akte Kelahiran.

“Ke depan IKI akan terus memberikan advokasi kepada masyarakat kecil dan terpinggir, terutama mereka yang belum mendapat layanan pemerintah untuk KTP dan Akte Kelahiran,” kata Rikard dihadapan peserta, Jumat  (22/11/2019).

Selain itu, jelas Rikard, IKI juga berusaha membantu warga masyarakat di daerah kerja masing-masing untuk mendapatkan akses  ekonomi dan pendidikan.

Kemudian dalam mendukung pemberdayaan ekonomi rakyat, seperti UKM, IKI berencana menjalin kerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM.