Impor Dibatasi, Pemerintah Tunda Proyek Listrik 15.200 MW

“Proyek kelistrikan merupakan salah satu proyek strategis yang akan ditata ulang dan mendorong penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN)”.
Jakarta, Inako
Pemerintah terpaksa menunda pengerjaan proyek listrik yang mencapai 15.200 MW (megawatt) sebagai dampak dari pengurangan impor dalam rangka untuk menahan kejatuhan mata uang rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignatius Jonan mengatakan, ada sejumlah proyek strategis nasional yang akan dijadwalkan ulang. Proyek kelistrikan merupakan salah satu proyek strategis yang akan ditata ulang dan mendorong penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
"Tujuannya bagaimana kita mengendalikan impor. Lebih fokus menggunakan produk dalam negeri, TKDN," ujar Jonan, Selasa (4/9).
Jonan menyebut, TKDN dalam proyek ketenagalistrikan rata-rata mencapai 20%-40%. Sedangkan sisanya dipenuhi dengan impor. Untuk mengurangi impor, proyek 35.000 megawatt (MW) akan mengalami penundaan.
Menurut Jonan, proyek yang belum financial close akan ditunda di tahun berikutnya. Jumlahnya mencapai sekitar 15.200 MW. Nilai investasi dari proyek tersebut sekitar US$ 24 miliar-US$ 25 miliar. Dengan penundaan ini, beban impor diproyeksikan berkurang sekitar US$ 8 miliar hingga US$ 10 miliar.
"Di awalnya ini (ditargetkan) akan selesai pada tahun 2019. Sekarang ada yang ditunda pada tahun 2021-2026. Bukan dibatalkan, tapi digeser," imbuh Jonan.
Menurut Jonan, target rasio elektrifikasi tetap akan tercapai meski ada penundaan proyek. ESDM menargetkan rasio elektrifikasi 99% bisa tercapai tahun depan. "Rasio elektrifikasi hari ini sudah 97,3%. Sampai akhir tahun 97,5% bisa," kata Jonan.
TAG#Kementerian ESDM, #Litrik, #Listrik 35.000 MG [ist]
190215930
KOMENTAR