Inggris Ingatkan Rusia akan hadapi sanksi berat jikan Tempatkan Rezim Boneka di Ukraina

LONDON, INAKORAN
Rusia akan menghadapi sanksi ekonomi yang berat jika memasang rezim boneka di Ukraina, kata seorang menteri senior Inggris pada Minggu (23 Januari) setelah Inggris menuduh Kremlin berusaha memasang pemimpin pro-Rusia di sana.
"Akan ada konsekuensi yang sangat serius jika Rusia mengambil langkah ini untuk mencoba dan menyerang tetapi juga memasang rezim boneka," kata Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab kepada Sky News.
Inggris membuat tuduhan pada Sabtu malam, juga mengatakan petugas intelijen Rusia telah melakukan kontak dengan sejumlah mantan politisi Ukraina sebagai bagian dari rencana invasi.
Kementerian Luar Negeri Rusia menolak tuduhan Inggris sebagai "disinformasi," menuduh NATO "meningkatkan ketegangan" atas Ukraina.
Klaim Inggris muncul setelah diplomat tinggi AS dan Rusia gagal pada hari Jumat untuk membuat terobosan besar dalam pembicaraan untuk menyelesaikan krisis di Ukraina, yang dipicu ketika Rusia mulai mengerahkan pasukan di dekat perbatasannya dengan negara itu.
Para pejabat di Moskow bersikeras bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menyerang, dan baik mereka maupun rekan-rekan Amerika mereka telah sepakat untuk terus berbicara. Tapi ketegangan tetap tinggi.
Di Washington, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan telah memerintahkan keberangkatan anggota keluarga yang memenuhi syarat dari Kedutaan Besarnya di Kyiv karena ancaman aksi militer Rusia.
Presiden AS Joe Biden telah mulai mempertimbangkan opsi untuk meningkatkan aset militer Amerika di kawasan itu, kata pejabat senior pemerintah, setelah bertemu dengan para pembantu keamanan nasional di tempat peristirahatannya di Camp David pada hari Sabtu.
The New York Times mengatakan Biden sedang mempertimbangkan rencana untuk mengirim 1.000 hingga 5.000 tentara ke negara-negara Eropa Timur, dengan kemungkinan meningkatkan jumlah jika ketegangan semakin meningkat.
Seorang pejabat senior administrasi menolak untuk mengkonfirmasi angka-angka pada hari Minggu tetapi mengatakan "kami sedang mengembangkan rencana dan kami berkonsultasi dengan sekutu untuk menentukan opsi ke depan".
Dengan dunia mengawasi langkah Moskow selanjutnya dengan cermat, kementerian luar negeri Inggris mengatakan memiliki informasi bahwa pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan mantan anggota parlemen Ukraina Yevhen Murayev sebagai calon potensial untuk memimpin kepemimpinan pro-Rusia.
Murayev sendiri menuangkan air dingin pada gagasan bahwa Rusia ingin mengangkatnya sebagai pemimpin Ukraina, dalam komentarnya kepada surat kabar Inggris dan dalam sebuah wawancara dengan Reuters.
Amerika Serikat telah menggambarkan dugaan persekongkolan atas Ukraina sebagai hal yang sangat memprihatinkan, dan para pejabat AS mengatakan mereka bersiap untuk tindakan Rusia.
Sumber: Reuters

KOMENTAR