Mitos dan Fakta Tentang Susu

Binsar

Wednesday, 31-07-2019 | 18:08 pm

MDN
Ilustrasi susu [ist]

Jakarta, Inako –

Harus diakui bahwa susu adalah minuman yang memiliki kandungan makronutrien yang kaya seperti karbohidrat, protein, lemak dan mikronutrien lainnya seperti vitamin dan mineral.

Segelas susu sebanyak 250 mililiter bisa memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan kalori tubuh harian.

"Susu mengandung emak esensial yang tidak diproduksi tubuh. Jadi, tubuh perlu asupan dari luar dalam segelas susu yang nutrisinya lengkap," ujar ahli gizi klinis, dr Diana F Suganda pada acara Milkversation bersama Frisian Flag di Jakarta, Rabu (15/5).

Meski demikian, faktanya masih banyak banyak orang yang belum memanfaatkan ragam kandungan yang ada di dalam susu. Beberapa orang terbilang malas meminum susu lantaran beberapa mitos yang beredar. Berikut mitos dan fakta tentang susu.

1. Susu cuma buat anak
 

Anak memerlukan susu untuk memenuhi kebutuhan kalsium demi menunjang pertumbuhan. Namun, kalsium tak hanya dibutuhkan anak-anak, tapi juga orang dewasa sebanyak 1.000-1.200 miligram per hari.

Diana menjelaskan, sebuah riset menemukan bahwa asupan gizi akan berkurang jika susu diganti dengan sumber makanan lain dengan jumlah kalsium setara. Beberapa sumber makanan yang bisa menggantikan kalsium pada susu di antaranya sayuran hijau dan daging merah.

2. Susu hanya baik untuk tulang

 

Dalam riset yang diterbitkan Journal of The American College of Nutrition pada 2009 silam, sebuah penelitian menyimpulkan bahwa asupan produk susu disertai dengan diet rendah garam bermanfaat membantu menurunkan tekanan darah. Para peneliti menemukan kandungan mineral susu, khususnya kalsium, kalium, dan magnesium, berfungsi mengatur tekanan darah. 

Kemudian dalam riset berbeda yang terbit di jurnal yang sama menemukan bahwa diet tinggi produk susu dapat mengurangi gejala pada penderita kanker kolorektal (kanker kolon) dan memperpanjang masa hidup. 

"[Anggapan] susu cuma buat tulang ternyata tidak tepat," kata Diana.

Penelitian lain menemukan, lansia yang rutin mengonsumsi susu memiliki antioksidan glutathione yang tinggi di otak. Antioksidan ini berperan penting untuk melindungi diri dari radikal bebas dan meningkatkan faktor risiko demensia.

3. Susu bikin gemuk

Susu yang selama ini dituduh jadi biang kerok bertambahnya berat badan justru terbukti sebaliknya. Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Obesity pada 2004 menemukan bahwa susu dapat membantu menurunkan berat badan.

Studi melibatkan partisipan pengidap obesitas. Mereka dibagi ke dalam dua kelompok, yakni kelompok diet rendah kalsium (400-500 miligram) dan kelompok diet tinggi kalsium (1.200-1.300 miligram). 

Hasilnya, kata Diana, kelompok kedua kehilangan berat badan, lemak tubuh, dan lemak abdominal secara signifikan dibanding kelompok satu. 

4. Susu bikin diare

Banyak orang menganggap bahwa diare yang timbul setelah minum susu disebabkan oleh intoleransi laktosa. 

Namun, metaanalisis dari 21 penelitian pada 2006 menemukan, laktosa bukan penyebab masalah pencernaan, termasuk diare. Ada penyebab penyerta yang menimbulkan diare. 

Dari penelitian yang diterbitkan National Institute of Health, US Department of Health and Human Sciences pada 2007 menyebut, diare disebabkan oleh banyak faktor seperti konsumsi obat-obatan antibiotik, infeksi bakteri atau virus, infeksi saluran pencernaan, dan intoleransi makanan tertentu. 

5. Hanya jenis susu tertentu yang baik untuk tubuh

Sebagian orang menghindari konsumsi susu full cream karena kandungan lemaknya yang tinggi. Diana berkata, seseorang tak perlu takut meminum susu full cream jika tak memiliki keluhan obesitas.

Kunci utama konsumsi susu ialah melihat kalori harian. Seseorang bisa gemuk bukan karena ia menambahkan susu dalam asupannya tetapi karena total kalori hariannya sudah berlebih.

"Kalau kita mengonsumsi susu yang mengandung lemak, kita lebih kenyang, sehingga asupan lain berkurang," kata Diana. 

Susu apa pun itu baik untuk tubuh, asal Anda rajin melihat total asupannya. Pilihan susu full cream, low fat, atau skim hanya soal preferensi rasa. Masing-masing memiliki kandungan nutrisi yang sama, namun berbeda dalam kandungan lemak.

KOMENTAR