Ini Harapan Warga Palu Pasca Gempa

Binsar

Monday, 17-12-2018 | 09:10 am

MDN
Jaringan Irigasi di Sigi yang hancur karena gempa [ist]

Palu, Inako –

Pasca gempa dasayat yang mengguncang Palu, Sigi dan Donggala September lalu, masyarakat daerah itu mengharapkan pemerintah untuk melakukan pemulihan secara bertahap terhadap sejumlah infrastruktur yang ada di wilayah itu, termasuk bendungan untuk irigasi.

Terkait keinginan  itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kini mulai memperbaiki bendung dan saluran irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang nyaris hancur total akibat gempa bumi dan likuifaksi pada 28 September 2018.

Hal itu disampaikan Koordinator Program Tanggap Darurat Bencana Palu, Sigi, Donggala (Pasigala) Kementerian PUPR Arie Setiadi Murwanto.

Ia mengatakan dalam dua bulan ke depan, pihaknya akan menyelesaikan pemulihan sebagian irigasi gumbasa dengan target bisa mengairi lahan 1.200 ha.

Menurut mantan Dirjen Bina Marka Kementerian PUPR itu, irigasi Gumbasa memiliki kapasitas 8.000 hektare, namun sekarang tidak bisa mengairi sawah sama sekali karena baik bendung maupun saluran primer dan tersiernya rusak berat.

"Untuk tahap pertama, kami baru akan menangani saluran primer sepanjang tujuh kilometer dan saluran-saluran tersiernya yang diperkirakan bisa mengairi sawah 1.200 hektare pada musim tanam pertama 2019 nanti," ujarnya.

Perbaikan irigasi ini mengalami perubahan sistem dan dilakukan secara terintegrasi dengan pelayanan air bersih kepada masyarakat dan produk akhir konstruksinya tidak menimbulkan kerawanan terhadap bencana likuifaksi.

Doktor di bidang pengairan ini mengatakan bahwa seluruh saluran irigasi baik primer maupun sekundernya akan mengalami pemadatan di bagian dasarnya serta beton di tepiannya untuk meminimalisasi serapan air ke dalam tanah yang dianggap bisa menimbulkan kerawanan likuifaksi.

"Namun pemadatan ini akan berdampak terhadap ketersediaan air tanah untuk kebutuhan konsumsi masyarakat karena bisa membuat sumur-sumur pompa dan gali milik masyarakat akan mengering," ujarnya.

Akan tetapi, kata Arie, hal itu telah diantisipasi dengan mengintensifkan produksi air bersih Pasigala yang sudah dibangun sejak beberapa tahun lalu dengan membangun sumber-sumber air baku yang baru.

Menurut dia, bila perubahan sistem dalam rekonstruksi tahap pertama pemulihan irigasi Gumbasa sepanjang tujuh kilometer ini berjalan lancar dan sukses hingga Maret 2018, maka sisa pekerjaan sepanjang 19 kilometer lainnya akan berjalan lebih mudah.

Perbaikan irigasi Gumbasa sangat prioritas dan jika sudah berfungsi kembali, dipastikan petani akan bergairah lagi mengolah sawah.

Dengan demikian, produksi beras Kabupaten Sigi dipastikan akan kembali meningkat setelah pascabencana alam menurun drastis karena banyak petani gagal panen.

KOMENTAR