Ini Penjelasan Peneliti Terkait Penemuan Hiu Sentani Paska Bencana Banjir

Jayapura, Inako –
Penemuan beberapa ikan hiu oleh warga BTN Sosial Sentani di Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa pagi, setelah banjir melanda daerah itu, memunculkan banyak pertanyaan berbagai kalangan terkait asal-usul hiu itu.
Merespon pertanyaan tersebut, Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Suroto menjelaskan bahwa pada masa lalu Danau Sentani merupakan bagian dari laut yang menjorok ke darat.
"Bagian laut ini, sebelah utara berbatasan dengan Gunung Dafonsoro atau kini Cagar Alam Cycloops. Bagian laut ini terhubung oleh sungai dan mata air dari Cycloops," katanya.
Kehadiran ikan hiu pascabanjir di Sentani memang sempat menjadi viral di berbagai media sosial.
Alumnus Universitas Udayana Bali itu menjelaskan, pergerakan lapisan bumi mengakibatkan air Danau Sentani yang semula asin menjadi tawar.
"Hiu yang merupakan ikan air asin kemudian beradaptasi dengan air danau dan air sungai atau sumber mata air tawar yang terhubung dengan Danau Sentani. Dalam perkembangannya hiu-hiu ini berubah menjadi ikan hiu air tawar," jelasnya.
Bukti arkeologi, lanjut Suroto, menunjukkan adanya motif-motif ikan hiu di Situs Megalitik Tutari. Selain itu, ia menambahkan, Suku Sentani yang tinggal di Pulau Asei menggambarkan ikan hiu pada lukisan kulit kayu.
Hari menuturkan memori Suku Sentani tentang ikan hiu, yang dikabarkan sempat menghilang dari Sentani dan terakhir ditangkap tahun 1970-an, juga tertuang dalam lambang klub sepakbola kebanggaan Kabupaten Jayapura, Persidafon Dafonsoro.
TAG#Hiu Sentani, #Bencana banjir Sentani, #Penjelasan Peneliti
190215706
KOMENTAR