Ini Profil 4 Unicorn di Indonesia yang Sempat Disebut Jokowi Dalam Debat

Sifi Masdi

Monday, 18-02-2019 | 17:13 pm

MDN
Ilustrasi unicorn Bukalapak [ist]

Jakarta, Inako

Istilah unicorn mendadak ramai diperbincangkan sejak semalam. Pasalnya, dalam debat Capres Jilid 02 semalam, Capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) bertanya soal Unicorn kepada Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. 

"Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk mendukung perkembangan unicorn Indonesia?" tanya Jokowi. 

Mendapat pertanyaan itu, Prabowo bertanya balik apa yang dimaksud unicorn dalam pertanyaan Jokowi.

"Yang Bapak maksud unicorn? Maksudnya yang online-online itu, iya, kan?" tanya Prabowo. 

Sejak itu, kata unicorn ramai diperbincangkan. Unicorn sendiri adalah perusahaan rintisan atau startup yang valuasinya mencapai di atas US$ 1 miliar. 

Di Indonesia, ada 4 perusahaan yang sudah masuk kategori unicorn. Apa saja? Berikut ulasannya:

1. Go-Jek

Layanan transportasi online ini sudah ada sejak 4 tahun lalu. CEO Go-Jek Nadiem Makarim menyebut, Go-Jek sudah lama berdiri, namun terjun ke dunia online baru pada Januari 2015.

Pada saat itu, aplikasi Go-Jek baru muncul di Play Store dan App Store dan menjadi pembahasan. Orang-orang banyak yang kaget ojek bisa dipanggil secara online. Praktis dan mudah.

Aplikasinya pun masih sederhana, belum sekompleks sekarang. Hanya ada layanan pengantaran barang, transportasi dan belanja.

Saat ini, Go-Jek sudah menjadi salah satu raja transportasi online di Indonesia. Bahkan layanan ini juga sudah merambah ke Vietnam. Berdasarkan catatan detik pada Oktober lalu, valuasi pasar Go-Jek berkisar di US$ 4,8 miliar.

2. Tokopedia

Valuasi raksasa e-commerce Tokopedia semakin besar setelah beberapa waktu lalu, situs marketplace ini disuntik sejumlah investor asal Jepang dan China.

Tokopedia disuntik modal senilai US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 15,9 triliun (kurs: Rp 14.500) oleh Softbank dan Alibaba Group. Dana itu telah membuat valuasi Tokopedia saat ini mencapai US$ 7 miliar atau setara Rp 101,5 triliun. Total valuasi tersebut dipercaya dari salah satu sumber Techcrunch, seperti dikutip Rabu (12/12/2018).

Dengan masuknya suntikan modal ini, Tokopedia tercatat telah mengumpulkan dana dari investor mencapai US$ 3,4 miliar atau setara Rp 49,3 triliun selama sembilan tahun berdiri.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, perusahaan masih akan terus fokus pada pasar dalam negeri guna mendorong pembangunan ekonomi dan inklusi keuangan di Indonesia.

"Memasuki tahun kesepuluh, Tokopedia akan mengembangkan ekosistem kami menjadi infrastructure-as-a-service (IaaS) dimana teknologi logistik, fulfillment, pembayaran, dan layanan keuangan kami akan memberdayakan perdagangan, baik online maupun offline," katanya.

3. Bukalapak

Raksasa e-commerce lainnya, Bukalapak juga masuk kategori unicorn. CEO Bukalapak Achmad Dzaky mengatakan hal itu saat perayaan ulang tahun Bukalapak ke 8.

"Kami sudah unicorn," kata Zaky. Sayangnya Zaky tidak mau membeberkan lebih detail terkait nilai investasi dan penyandang dana yang membuat Bukalapak punya nilai valuasi US$ 1 miliar.

"Para investor kami belum mau di-publish," ujar Zaky.

4. Traveloka

Satu lagi startup unicorn di Indonesia adalah Traveloka, situs penyedia layanan travel ini punya valuasi di atas US$ miliar, bersanding dengan Go-Jek, Tokopedia dan Bukalapak.

Traveloka telah merambah negara-negara di kawasan ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina.

Menurut Caesar, sektor pemesanan tiket pada tahun depan akan mengalami peningkatan seiring dengan pergeseran kebiasaan konsumen ke arah gaya hidup. Di samping itu juga, maskapai penerbangan bertarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC) juga turut menjadi pendongkrak pemesanan tiket.

"LCC makin tren dan makin banyak. Kita lihat prospek ke depannya makin bagus. Untuk tantangannya, kalau di internasional itu bagaimana melokalisasi produk layanan kita sesuai pasar," Senior Vice President Business Development Traveloka Caesar Indra pada akhir 2017 lalu.


 

KOMENTAR