Ini  Program Pastoral Pariwisata Holistik Keuskupan Ruteng Tahun 2022

Hila Bame

Sunday, 09-01-2022 | 10:44 am

MDN
Ini  Program Pastoral Pariwisata Holistik Keuskupan Ruteng Tahun 2022

 

 

Ruteng,Inakoran.com


Dalam mendukung pembangunan pariwisata di tiga kabupaten yakni Kabupaten Manggarai ,Manggarai Barat,dan Manggarai Timur provinsi  Nusa Tenggara Timur ,Keuskupan Ruteng  dalam  Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng dengan tema Pastoral Pariwisata Holistik   (Berpartisipasi,Berbudaya,dan Berkelanjutan ) mengnghasilkan beberapa program Pariwisata Holistik di tahun tahun 2022.


BACA:  

Bupati Hery: Brand Wisata Manggarai Adalah Budaya dan Religi


” yang pertama Dalam mewujudkan pastoral Pariwisata Holistik yang Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan, maka di tahun 2022 ini kami berkomitmen untuk melaksanakan program edukasi/pencerahan tentang Pariwisata Holistik, program ekonomi, program budaya, program ekologi (pariwisata alam), dan program rohani” kata Mgr. Siprianus Hormat dalam Press Release yang diterima Inakoran.com,Jumat (7/1/2022)

Dia menyampaikan Dalam Program Edukasi Pariwisata Holistik, secara intensif kami akan melaksanakan edukasi pada bidang ekonomi, sosial, budaya, ekologis, dan spiritual melalui: 
 ”Surat Gembala Natal dan Paskah Uskup, khotbah, rekoleksi, Katekese Umat, pengumuman/imbauan paroki, dan seminar/lokakarya/hari studi (fakultatif). Edukasi budaya pariwisata hendaknya dimulai dalam keluarga, sekolah, dan paroki” tandasnya

 

Dijelaskan Uskup Sipri, Dalam Program Ekonomi, kami akan berusaha meningkatkan kesejahteraan dan partisipasi masyarakat lokal di bidang pariwisata melalui pelatihan dan penyerapan tenaga kerja pariwisata dari paroki; pemanfaatn BLK lembaga; pendayagunaan SMK Pariwisata; serta pengembangan dan memfasilitasi kebun horti, ternak, agrowisata, kuliner, ekonomi tradisional (gula, tuak), dan koperasi jalur paroki.

 

Selanjutnya, Dalam Program Budaya, Keuskupan Ruteng  berkomitmen mengembangkan dan memfasilitasi cagar/situs budaya gereja tua (Rekas, Lengko Ajang, Pagal, dan Katedral lama); mengembangkan dan memfasilitasi narasi tentang historisitas tempat, peristiwa dan ritus di paroki; serta mengembangkan dan memfasilitasi sanggar seni paroki dan kelompok kerajinan tenun di paroki (songké, selendang, topi ré’a). “Kami juga berkomitmen untuk merawat dan mengembangakan ritus adat inkulturatif yang di tengah umat/masyarakat, seperti: siklus kehidupan (céar cumpé, kélas), ritus pertanian (hang woja, penti), ritus ekologis (barong waé), ritus tematis nonregular (rumah adat, roko molas poco, congko lokap, naring Morin), dan ritus –ritus lain yang ada di Manggarai’’ Ungkap Uskup Sipri

Mgr. Siprianus Hormat 

 

 

Sementara dalam Program Ekologi (Pariwisata Alam) kami ingin menampakkan alam sebagai medan perjumpaan dengan Allah dan diri (Mzm. 8; bdk. Dan. 3:57—90; 2Kor. 6:10; PT.1.III:3.) melalui pengembangan dan fasilitasi wisata danau/sungai, wisata pegunungan/lembah, wisata bahari, dan wisata alam lainnya yang ada di paroki.  Selain itu, keuskupan Ruteng  akan berusaha merawat dan mengembangkan flora (wisata bunga) dan fauna khas yang ada di paroki, mengembangkan/memfasilitasi desa wisata, dan berusaha menciptakan taman paroki yang sehat dan asri.

Dalam program Pariwisata Rohani, keuskupan Ruteng  akan mengembangkan dan memfasilitasi situs rohani (Gereja tua, gua Maria, gereja/kapela devosi, bukit jalan Salib), membangun situs rohani Golo Koe dan Golo Curu, mendorong pembangunan patung Kristus Raja Semesta Alam di Labuan Bajo yang menerima dan merangkul semua wisatawan sebagai konteks khas lokal religious, mengadakan program rohani rutin di situs rohani (adorasi, devosi, meditasi, jalan Salib, doa Rosario, ziarah, dan prosesi), mengadakan pusat informasi pariwisata religius (Religious Tourism Centre) sebagai ruang informasi wisata rohani tentang situs-situs rohani di Keuskupan Ruteng, dan memberikan pelayanan rohani terhadap wisatawan asing (misa bahasa asing, teks rohani bahasa asing, pemberkatan nikah, dan konsultasi rohani).

Untuk peningkatan motivasi dan komitmen umat di bidang pariwisata, keuskupan Ruteng akan memberi penguatan spiritual yang merupakan jangkar kehidupan dalam derap pariwisata melalui Misa Pariwisata Holistik, rekoleksi Pariwisata Holistik, pendarasan doa Tahun Pariwisata Holistik, dan pengidungan lagu Tahun Pariwisata Holistik.

Selain itu,Gerakan nilai dan habitus kepariwisataan, seperti kebersihan, keindahan, kenyamanan, hospitalitas, disiplin, serta perayaan ritus kultural sangat penting untuk mewujudkan Pariwisata Holistik. Karena itu, keuskupan Ruteng  berkomitmen untuk menggalakkan gerakan ini melalui kegiatan lomba KBG sehat dan asri, lomba kebun horti paroki, lomba KBG terang Natal, lomba narasi situs dan historis kultur-spiritual, mendorong dan memfasilitasi lomba sekolah/kantor sehat dan asri, serta mengembangkan dan memfasilitasi gerakan lainnya yang mendukung Pariwisata Holistik.

Keuskupan Ruteng juga  menyadari pentingnya momentum unik, selebratif, dan massal yang membingkai Pariwisata Holistik, yang dapat dijadikan event rutin tahunan. Karena itu, kami menyepakati untuk mengadakan festival Pariwisata Holistik, baik di tingkat keuskupan maupun kevikepan, yang mencakupi bidang religius-kultural, ekonomis, sosial, ekologi, dan rohani (bdk. PT 2.III:4—6). 

Sejalan dengan gerakan Gereja Universal, Keuskupan Ruteng sejak tahun 2021 merayakan hari Pariwisata Internasional 27 September di Gendang Meler. Karena itu, keuskupan Ruteng juga berkomitmen untuk terus merayakan hari Pariwisata Nasional yang pada tahun 2022 ini akan dirayakan di situs gereja tua Rekas. Adapun kegiatan dalam perayaan ini, yaitu Misa inkulturatif, pameran, kuliner, devosi/prosesi, dan pentas seni.

Dalam mewujudkan program Pastoral Pariwisata Holistik, keuskupan Ruteng juga berkomitmen untuk mendampingi pelaku-pelaku pariwisata agar dapat terlibat aktif kreatif mengembangkan pariwisata demi kesejahteraan umum (bonum commune) dan membawa kebahagian bagi pengunjung dan masyarakat setempat.

Selain paroki, stasi, dan KBG, semua lembaga dan komunitas Katolik yang berada  dalam wilayah Keuskupan Ruteng wajib menjalankan program dan gerakan Tahun Pariwisata Holistik 2022. Oleh sebab itu, semua yayasan pendidikan, kampus dan sekolah-sekolah, biara-biara, komunitas-komunitas rohani, dan lembaga-lembaga sosial Katolik lainnya perlu memperhatikan dan memilih berbagai program, kegiatan, dan gerakan pastoral Tahun Pastoral Pariwisata Holistik yang dapat dilakukan dalam lingkungan masing-masing.

Keuskupan Ruteng  juga berkomitmen untuk terus menjalankan program dan gerakan rutin yang selama ini mewarnai dan memaknai implementasi Sinode III dari tahun ke tahun. Program rutin terdiri dari: perencanaan program pastoral Tahun Pariwisata Holistik; monitoring program pastoral tahun pariwisata holistik; evaluasi program pastoral tahun Pariwisata Holistik; penyusunan agenda tahunan program tahun Pariwisata Holistik, Misa pembukaan tahun Pariwisata Holistik; sosialisasi tahun Pariwisata Holistik dan Misa inkulturasi Minggu III.

 Uskup Sipri menambahakan ,Dalam upaya mewujudkan program-program di atas, kami menyadari pentingnya kerjasama dengan para pihak. Karena itu, kami ingin terus menjalin dan melanjutkan kerjasama yang kreatif dan konstruktif dengan Pemerintah, pelaku industri pariwisata, lembaga pendidikan, media, dan komunitas (pentahelix) demi mewujudkan Pariwisata Holistik yang Berpartisipasi, Berbudaya, dan Berkelanjutan.
“Dalam konteks Kebhinekaan Indonesia, kami berkomitmen untuk membangun kerja sama ekumenis dan lintas agama serta mendorong program-program pariwisata yang merajut keragaman, toleransi, dan dialog kehidupan (bdk. PT 1.III.4)” tuturnya.


Perayaan Ekaristi dan resepsi dalam rangka perayaan Natal, Tahun Baru bersama dan lounching Tahun Pariwisata Holistik 2022 menjadi agenda terakhir Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng, Jumat, 7 Januari 2022. 

Perayaan Ekaristi di Katedral Ruteng dipimpin oleh Uskup Ruteng Mgr Siprianus Hormat dan dihadiri para imam, biarawan-biarawati dan tokoh umat di sekitar kota Ruteng. 

Sekda Manggarai Timur Boni Hasudungan mewakili pemerintah tiga kabupaten mwmbawakan sambutan pada resepsi setelah perayaan Ekaristi. Ia mengucapkan terima kasih kepada Gereja yang telah mencanangkan 2022 sebagai Tahun Pastoral Pariwisata. Ini,  kata dia, sangat cocok dengan perekembangan pariwisata di wilayah NTT dan Manggarai Raya belakangan ini.  
Sekda Boni juga mengucapkan terima kasih atas konsep Tujuh Ramah yang diungkap Uskup Ruteng. Ini menjadi masukan berharga bagi pemerintah dalam melaksanakan program pengembangan pariwisata. 
Ia berharap, kerja sama yang telah dibangun antara Gereja dan Pemerintah dapat membuahkan hasil yaitu kesejahteraan masyarakat. 
"Pembangunan pariwisata mesti membawa kesejahteraan bagi masyarakat," tegas Sekda Boni. 
Uskup Ruteng Siprianus Hormat dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada para agen pastoral yang telah terlibat aktif dalam karya pastoral selama tahun Tata Layanan Pastoral Kasih 2021. Terima kasih khusus ia sampaikan atas Sidang Pastoral yang telah diselenggarakan dengan lancar dan baik. 

Uskup Sipri mengajak seluruh umat untuk bergandengan tangan, bekerja sama dalam melaksanakan program-program pastoral yang telah dirancang.
 "Sebagai uskup, kami berharap sekali lagi, mari kita bergandengan tangan; kita eratkan  dan kuatkan temali persaudaraan kita; bersama-sama berjalan menelusuri zaman dalam kebersamaan, dalam persatuan dan dalam persaudaraan kita," kata Uskup Siprianus.

 

 

KOMENTAR