Ini Respon Pengamat Terkait Tudingan Anies Proyek LRT dan Tol Becakayu sebagai Penyebab Banjir

Sifi Masdi

Saturday, 06-04-2019 | 12:27 pm

MDN
Proyek LRT Jakarta [ist]

Jakarta, Inako

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menilai proyek LRT Jabodebek dan Tol Becakayu jadi biang kerok banjir di sekitar flyover Pancoran dan Cawang yang baru-baru ini terjadi.

Bila ditelisik, baru kali ini terjadi banjir cukup besar di lokasi proyek infrastruktur tersebut. Artinya selama ini proses pembangunannya tak menimbulkan masalah banjir. Lantas, tepatkah Anies menyalahkan proyek tersebut sebagai penyebab banjir?

Menurut pengamat tata kota Yayat Supriatna memang ada yang salah dalam proses pembangunan proyek tersebut. Yayat mengatakan, selama ini memang belum pernah terjadi banjir parah di kawasan pembangunan proyek tersebut. Tapi justru itu yang menurutnya membuat si kontraktor lalai mengantisipasi curah hujan yang tinggi sehingga terjadi banjir cukup parah.

"Nah jangan-jangan ketika informasi tentang curah hujan itu tidak diperhatikan dan menganggap bahwa kejadian-kejadian sebelumnya tidak pernah terjadi, itu ada unsur kealfaan baik penempatan urukan, terkait penggalian, terkait ada potensi genangan," kata dia di Jakarta, Jumat (5/4/2019).

Menurutnya, si kontraktor tidak memerhatikan bahwa curah hujan sedang tinggi-tingginya. Oleh karena itu tingginya curah hujan tidak diantisipasi.

"Mungkin ada pekerjaan konstruksi yang menggali pondasi atau mengeruk menyebabkan air tergenang di situ, atau kemungkinan ada pekerjaan penumpukan barang, alat, tanah dan sebagainya yang membuat air mengalir ke tempat lain atau air tertahan," ujarnya.

Dia mengingatkan, sekalipun pekerjaan proyek itu ingin cepat selesai tapi jangan sampai mengabaikan dampak lingkungan.

"Ya namanya juga proyek nasional, katanya harus cepat dan sebagainya, ya minimal harus adalah Amdalnya. Walaupun proyek strategis nasional tapi minimal dengan adanya amdal, kan amdal kewajiban," paparnya.

"Nah kalau tak ada panduan dalam bekerja terkait dengan lingkungan ya begitu, seakan persoalan dampak lingkungan bukan urusan proyek," tambah Yayat.


 

KOMENTAR