Intoleransi Bisa Berujung pada Aksi Terorisme

Jakarta, Inako
Gerakan intoleransi saat ini semakin meningkat, sehingga membuat upaya untuk mengembangkan kehidupan toleransi di tengah bangsa yang beragam agama, suku, etnis, dan budaya ini semakin kurang berkembang. Kalau intoleransi tak dapat diselesaikan dengan baik maka akan berkembang ke arah tindakan radikal dan bahkan berujung pada aksi terorisme.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Satgas Nusantara Irjen Pol Dr. Gatot Eddy Pramono dalam seminar dengan tema: Meneguhkan Toleransi, Merawat Kebhinekaan Indonesia, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jumat (15/11/2019). Seminar ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional.
Seminar yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Brawajiwa ini, menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain, Kapolda Metrojaya Irjen Dr. Gatot Eddy Pramono, Ketua Komnas Ham Ahmad Taufan Damanik, Romo Benny Susetyo, Dr. Irfan Abubakar, Yudi Latief Ph.D, dan Muktiono, SH, M.Phil.
Dalam seminar ini Gatot menjelaskan latar belakang pembentukan Satgas Nusantara. Menurut Gatot, Satgas Nusantara ini dibentuk berawal dari Pilkada DKI Jakarta 2017 di mana politik identitas pada waktu itu sangat kuat sehingga saat itu masyarakat terpolarisasi.

“Nah kalau ini kita biarkan saja, maka akan terjadi konflik. Kemudian kalau konflik ini tidak dikelola dengan baik, maka bisa menimbulkan disintegrasi bangsa ini. Kalau kita melihat ke belakang, maka pertanyaannya adalah apakah masalah intoleransi ini sudah sepenuhnya bisa dikelola dengan baik,” tegas Kapolda Metrojaya ini.
Menurut Gatot, semangat intoleransi semakin meningkat sejak Pilkada DKI yang membuat masyarakat terpolarisasi.

“Kalau lihat ke belakang toleransi tampaknya baik-baik saja, namun makin ke sini intoleransi semakin meningkat. Toleransi tidak berkembang dengan baik di antara kita sesama bangsa yang berasal dari beragam agama, suku, budaya, dan etnis, karena muncul tindakan intoleransi. Intoleransi itu berkembang menjadi tindakan radikalisme dan kemudian berakhir dengan terorisme,” ujarnya.
Meski tindakan intoleransi disebabkan perkembangan sosial politik dalam negeri, namun Gatot mengakui bahwa intoleransi juga tidak lepas dari perkembangan global. Globalisasi berkembang sering dengan arus demokratisasi dan ilmu pengetahuan yang secara signifikan berpengaruh pada perkembangan toleransi. Globalisasi juga menggerus nilai-nilai ketimuran.
TAG#Toleransi, #Agama, #Intoleran, #Satgas Nusantaras, #Gatot Eddy Pramono
198732507
KOMENTAR