Iran Akhiri Larangan Bagi Wanita Untuk Menonton Sepak Bola di Stadion

Binsar

Friday, 11-10-2019 | 08:30 am

MDN
Pemerintah Iran akhirnya memperbolehkan perempuan memasuki stadion untuk menonton pertandingan sepak bola secara langsung di stadion [ist]

Teheran, Inako

Pemerintah Iran akhirnya memperbolehkan perempuan memasuki stadion untuk menonton pertandingan sepak bola secara langsung, saat timnas Negara itu sedang bertarung melawan timnas Kamboja dalam pertandingan lanjutan kualifiaksi Piala Dunia zona Asia yang digelar di di stadion Azadi, Jumat (11/10/2019).

 

Peristiwa itu sekaligus menjadi pintu masuk bagi jutaan wanita Iran untuk menikmati pertandingan sepak bola secara langsung di dalam stadion.

Sebelumnya, lebih dari empat decade, pemerintah Iran tidak memperbolehkan perempuan Iran masuk stadion menonton pertandingan sepak bola.

Sebagaimana dikutip dari The Guardian, Jumat, saat Tim Melli – julukan timnas Iran – menjamu Kamboja, lebih dari 3.000 perempuan Iran rela berdesak-desakan di bagian khusus stadion Teheran guna menyaksikan pertandingan itu.

Sejumlah pengamat menilai kebijakan itu dikelaurkan pemerintah Iran setelah mendapat desakan dari FIFA dan aktivis hak asasi manusia terkait hak perempuan untuk menyaksikan pertandingan paska insiden bakar diri yang dilakukan seorang penggemar bola wanita bulan lalu.

Sahar Khodayari (29) membakar dirinya di luar stadion setelah mengetahui terancam hukuman penjara selama enam bulan karena mencoba menyelinap untuk menonton pertandingan. Ia dilaporkan menyamar sebagai seorang laki-laki.

Terlepas dari beberapa kelompok di tiga pertandingan internasional, sebagian besar perempuan telah dilarang menonton pertandingan sepak bola sejak revolusi Islam pada tahun 1979.

Tiket untuk pertandingan Iran-Kamboja sendiri yang dilakukan pada Kamis waktu setempat terjual habis dalam beberapa menit, bahkan setelah pihak berwenang melipatgandakan jumlah tiket yang dijual. Mereka yang cukup beruntung untuk mendapatkan tiket termasuk seorang reporter olahraga yang mengatakan dia gemetar karena kegembiraan.

Jumlah itu masih sedikit dari ketentuan, terhitung kurang dari 5% kursi di stadion Azadi yang berkapasitas 78.000 kapasitas. Cuplikan pertandingan menunjukkan kursi penonton untuk laki-laki sebagian besar kosong.

Sementaran untuk bagian perempuan yang sedikit terlihat penuh dengan kaum Hawa yang mengenakan atau mengibarkan bendera nasional, beberapa diantaranya mengenakan cat wajah dan wig bendera Iran merah, putih dan hijau.

Sejak revolusi Islam, akses untuk kaum perempuan ke stadioan sangat jarang dan sangat terbatas. Ini adalah pertama kali tiket pertandingan dijual ke publik.

Sekitar 20 wanita Irlandia menghadiri kualifikasi Piala Dunia pada tahun 2001, dan empat tahun kemudian, beberapa lusin wanita Iran diizinkan menonton tim nasional bermain Bahrain. Oktober lalu, sekitar 100 wanita Iran yang "dipilih sendiri" memasuki Azadi untuk pertandingan persahabatan melawan Bolivia. Tetapi sehari kemudian jaksa penuntut umum memperingatkan tidak akan ada pengulangan, mengatakan itu akan “mengarah pada dosa”.

KOMENTAR