Isu Taliban dan Radikalisme Serang Internal KPK

Sifi Masdi

Monday, 16-09-2019 | 08:53 am

MDN
Gedung KPK [ist]

Jakarta, Inako

Isu Taliban dan radikalisme menyerang internal KPK, khususnya menjelang rapat Paripurna DPR yang mengesahkan lima pimpinan KPK dan revisi UU KPK.

Simak Video iNaTV jangan lupa "klik Subscribe and Like" Indonesia Hebat adalah Kita.

 

Sejauhmana kebenaran itu tersebut? Mantan Ketua KPK Busyro Muqoddas buru-buru menepis isu Taliban dan radikalisme yang menggeroti KPK. Menurut Busyro, istilah taliban selama ini yang ada dalam tubuh KPK memiliki konteks yang berbeda. Dia mengatakan taliban yang dimaksud dalam KPK adalah untuk menggambarkan penyidik-penyidik KPK yang militan.

"Waktu saya masuk itu sudah ada Taliban-Taliban. 'Lha, kok Taliban to'. 'Pak ini tidak ada konotasi agama'. 'Lho kenapa?' Ini ikon Taliban itu menggambarkan militansi orang Afganistan, dan penyidik-penyidik KPK itu militan-militan. Ini ada Kristian Kristen, ini ada Kadek Hindu, ada Novel cs Islam. Jadi mereka biasa-biasa saja," kata Busyro kepada wartawan, Minggu (15/9/2019).

Busyro pun menduga isu taliban tersebut diembuskan pihak istana. "Jadi Taliban itu tidak ada konteksnya radikal. Hanya itu dipolitisasi. Dan politisasi itu ada indikasi dari istana," kata dia.

Dia menyayangkan isu radikalisme kemudian digoreng sedemikian rupa untuk melemahkan KPK. Busyro menilai isu radikalisme yang bahkan masuk dalam materi psikotes pimpinan KPK kekanak-kanakan.

"Kemudian dikembangkan oleh pansel kan. Mengapa baru kali ini pansel itu nggak punya kerjaan seolah-olah nggak punya konsep. Ada tiga guru besar, (tapi) materi psikotesnya pakai isu-isu radikalisme, tapi pertanyaan-pertanyaannya itu childish banget, misalnya kalau ada bendera Merah-Putih menghormati itu bagaimana. SMP itu," tutur Busyro.

Isu tersebut pun mendapat sorotan dari Anggota Koalisi Perempuan Antikorupsi Anita Wahid. Anita menyatakan telah melakukan tabayun dengan mendatangi KPK untuk mengetahui kebenaran isu radikalisme tersebut. Menurutnya, yang ditemukan adalah orang-orang yang, meminjam istilah populer saat ini, tengah 'hijrah'.

"Secara pribadi saya sendiri melakukan tabayun, datang ke sana (KPK) nanya-nanya. Dan yang saya temukan bukan radikalisme, tetapi hanya orang-orang yang kalau zaman sekarang sebutannya 'hijrah' lah," ungkap Anita saat ditemui di kawasan Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Minggu (15/9/2019).



 

 

TAG#KPK, #Isu Taliban, #Radikalisme

198741740

KOMENTAR