Jenderal Iran: Hancurkan Israel Hanya Butuh Waktu Tiga Hari

Binsar

Saturday, 02-02-2019 | 06:45 am

MDN
Brigadir Jenderal Hossein Salami [ist]

Teheran, Inako –

Petinggi militer Iran terus melontarkan perang pernyataan kepada Israel. Yang terbaru, pernyataan yang meluncur dari mulut seorang jenderal Iran yang mengklaim militernya telah berhasil mengembangkan "kapasitas strategis" untuk menghancurkan Israel. Dia bahkan mengklaim militernya mampu menghancurkan rezim Zionis hanya dalam waktu tiga hari.

"Kami memperingatkan mereka (Zionis Israel) bahwa jika perang baru pecah, itu akan mengakibatkan penghentian mereka," kata Brigadir Jenderal Hossein Salami, wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dalam sebuah konferensi di kota Mashhad, Iran, hari Kamis yang dikutip kantor berita Tasnim.

"Iran telah memperingatkan rezim Zionis untuk tidak bermain dengan api, karena mereka akan dihancurkan sebelum AS membantu mereka," ujarnya.

"Perang baru akan mengakibatkan kekalahan Israel dalam tiga hari, mereka tidak akan menemukan cukup kuburan untuk menguburkan orang-orang mati," imbuh dia, yang dilansir Times of Israel, Jumat (1/2/2019).

Komentar itu memperpanjang rentetan saling ejak antara para pemimpin Israel dan Iran dalam beberapa pekan terakhir. Kedua pihak saling mengumbar retorika perang di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan Israel-Suriah yang melibatkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan pasukan Iran.

Pada hari Selasa lalu, Ali Shamkhani, sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran, memperingatkan bahwa kelompok Hamas dan Hizbullah Lebanon siap untuk melepaskan "api neraka" pada negara Yahudi tersebut.

Komentar itu disampaikan dalam sebuah konferensi teknologi antariksa."Ratusan kilometer terowongan telah digali di bawah kaki (Israel), dan ketika pasukan perlawanan di Gaza dan Lebanon memiliki rudal dengan akurasi tepat, (maka) siap untuk menanggapi setiap perilaku Israel yang bodoh dengan sebuah 'api neraka'," paparnya.

Pada hari Selasa, Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami mencerca kampanye Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menentang program rudal Iran. Program senjata itu menjadi salah satu alasan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menarik Washington keluar kesepakatan nuklir tahun 2015 pada tahun lalu dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan Teheran.

"Musuh mengatakan kekuatan rudal Iran harus dihilangkan, tetapi kami telah berulang kali mengatakan kemampuan rudal kami tidak bisa dinegosiasikan," kata Hatami, dikutip Reuters.

Iran dan Israel telah terlibat bentrok di Suriah, di mana Tel Aviv berusaha untuk mencegah pasukan Teheran berkembang di negara Presiden Bashar al-Assad tersebut.

KOMENTAR