Kabupaten Penajam Dapat Dana Sanitasi Rp 3,5 M Dari Pemerintah

Binsar

Thursday, 24-01-2019 | 13:24 pm

MDN
Ilustrasi Infrastruktur Sanitasi [ist]

Penajam, Inako –

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) memberikan bantuan dana sebesar Rp 3,5 miliar, untuk membangun infrastruktur sanitasi di sejumlah desa di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Menurut Kepala Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Lalu Heri Gunawan, program pembanguna infrastruktur tersebut berbasis masyarakat sehingga pelaksanaannya akan melibatkan masyarakat.
    
"Dana itu untuk meningkatkan infrastruktur penanganan air limbah di tingkat pedesaan," ujar Lalu Heri Gunawan saat sosiialisasi di aula lantai 1 Kantor Bupati Penajam Paser Utara, Rabu.
    
Sebanyak 10 desa yang diprioritaskan di Kabupaten Penajam Paser Utara menurut dia, mendapatkan dana program sanitasi berbasis masyarakat dari pemerintah pusat tersebut.   
    
"Dana sanitasi itu dibagi untuk 10 desa prirotas di wilayah Penajam Paser Utara, masing-masing desa mendapatkan Rp350 juta," jelasnya
    
Dana Rp3,5 miliar yang dibagikan kepada 10 desa prioritas di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut, merupakan dana dari hibah APBN.
    
Desa di Kabupaten Penajam Paser Utara yang mendapatkan dana sanitasi di antaranya Desa Api-Api, Gunung Makmur, Babulu Laut, Labangka Barat,  dan Desa Sri Raharja.
    
Desa Sumber Sari, Tengin Baru, Sukaraja, Binuang serta Desa Karang Jinawi di wilayah Penajam Paser Utara juga mendapatkan dana program sanitasi berbasis masyarakat tersebut.
    
Permasalahan lingkungan hidup dan sanitasi Di Indonesia, khususnya peningkatan infrastruktur kawasan penanganan air limbah di kawasan permukiman perlu penanganan serius agar masyarakat dapat hidup dalam kondisi sehat.
    
Karena itu, upaya perbaikan lingkungan hidup, permukiman dan sanitasi terus diusahakan pemerintah pusat bersama masyarakat.
    
Tidak adanya perbaikan lingkungan hidup, permukiman dan sanitasi kerap mengakibatkan terganggunya usaha dan aktivitas manusia, serta munculnya wabah penyakit.
    
Jika berjalan lancar tegas Lalu Heri Gunawan, program sanitasi berbasis masyarakat di tingkat perdesaan tersebut rampung pada Juni 2019. 

KOMENTAR