Kabupaten Sragen Tetapkan Desa Puro Sebagai Desa Bahasa

Binsar

Monday, 06-05-2019 | 08:56 am

MDN
Pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah telah menetapkan Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, menjadi Desa Bahasa Sragen [ist]

Sragen, Inako –

Pemerintah Kabupaten Sragen, Jawa Tengah telah menetapkan Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, menjadi Desa Bahasa Sragen. Konsep itu konon diadopsi dari Desa Bahasa Borobudur, Magelang, yang sebelumnya juga telah menajdi Desa Bahasa di Jawa Tengah.

Desa Bahasa Sragen beralamat di Perum Puro Asri Blok A No 05 RT 041/RW 007 Desa Puro, Kecamatan Karangmalang.

Konsep yang akan dikembangkan di desa bahasa itu adalah memberikan edukasi percepatan bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan. Peminatnya pun terus bertambah dari waktu ke waktu, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Karena mendapat lisensi dari Desa Bahasa Borobudur di Magelang, maka konsep yang disampaikan di desa bahsa Sragen juga tidak jauh berbeda dengan Desa Bahasa Borobudur.

Desa Bahasa Borobudur sudah berjalan cukup sekitar 15 tahun. Sementara Desa Bahasa Sragen baru dimulai sejak 8 April lalu.

Antusias peserta yang belajar di Desa Bahasa Sragen tampak terlihat dalam "Seminar Nasional Program Percepatan Bahasa Inggris Englinsh Revolution", Minggu (5/5/2019) di Pendopo Bupati Sragen.

Seminar tersebut dihadiri Pendiri Desa bahasa Borobudur, Mr Hani Sutrisno.   

Dalam kesempatan itu, Hani Sutrisno menyampaikan, konsep desa bahasa sudah berjalan di Borobudur, Magelang sekitar 15 tahun. Pembelajaran dilakukan dengan menanamkan konsep berani dan percaya diri agar peserta belajar mampu berkomunikasi dengan baik.

"Warga Sragen saya sarankan manfaatkan belajar di Desa Bahasa Sragen. Animo murid dalam seminar ini luar biasa. Meski di sekolah kurang menonjol tapi jelas di sini mereka berani angkat tangan dan berbicara," katanya.

Edukasi pedidikan bahasa Inggris di Desa Bahasa Sragen ini berbasis wisata. Diharapkan bisa berdampak pada perkembangan lingkungan seperti di Borobudur. 

"Ini lisensi metode Desa Wisata Borobudur agar bermanfaat di tempat yang lain, modul pengajaran dari kita. Banyak permintaan di daerah lain, tapi Sragen sangat serius dalam mengembangkan. Bukan jualan cari duit, tapi edukasi dan pengembangan wilayah. Semangat itu yang tidak bisa diambil. Sragen saya hargai karena sangat serius," ujar Hani.

Dia mengungkapkan bagaimana belajar bahasa Inggris yang menyenangkan, fun, percepatan dengan tidak membosankan.

"Kami tidak mau Desa Bahasa Sragen ini seperti lembaga kursus yang belum bisa sudah bosan dulu," katanya.

Belajar bahasa Inggris juga untuk mendukung wisata di Sragen. Menurutnya, di Sragen ada Sangiran dan banyak destinasi lainnya. 

Sementara itu, pembina Desa Wisata Sragen Suparno menyampaikan kelas sudah berjalan sejak 8 April 2019. Untuk kelas awal ada program donasi untuk anak yatim sekitar 40 anak. Mereka tidak dikenai biaya dan dilatih bahasa Inggris dengan baik. Selain itu ada Program khusus satu RW sekitar untuk pelajaran pendidikan warga. 

"Selain program donasi dan program warga, pada momentum ini ada paket promo Ramadhan," kata Suparno.

KOMENTAR