Kapolda Sulsel Minta Masyarakat Tidak Terpancing Insiden Garut

Makassar, Inako –
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan, Irjen Pol Umar Septono, menilai insiden pembakaran bendera HTI di Garut Jawa Barat berpotensi memicu reaksi tertentu dari suatu kelompok tertentu di daerah lain yang tidak menerima insiden pembakaran itu.
Karena itu, ia mengajak semua masyarakat Sulsel dri semua golongan atau aliran apapun untuk tidak terpancing dengan insiden pembakaran atribut yang identik dengan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Hasil penyelidikan di Polda Jawa Barat dan Polres Garut bendera tersebut bukan simbol atau kalimat sakral dari agama tertentu. Melainkan merupakan panji HTI organisasi yang telah dilarang oleh pemerintah," ujar Irjen Pol Umar Septono di Makassar, Rabu.
Ia mengatakan warga Sulsel selalu menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan budaya leluhur seperti budaya Sipakatau (saling memanusiakan atau menghargai), Sipakainga (Saling mengingatkan), dan Sipakalebbi (saling menghormati).
Irjen Umar mengajak masyarakat Sulsel agar insiden pembakaran di daerah Garut sepenuhnya diserahkan kepada aparat kepolisian untuk diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
"Kita punya aturan, punya undang-undang. Serahkan semuanya kepada pihak berwenang dan mari mengawal kasus ini, apalagi para pelakunya sudah diamankan," katanya.
Dia mengungkapkan insiden pembakaran terjadi pada acara Hari Santri Nasional di Garut, Jawa Barat beberapa waktu lalu. Ia menyebutkan, berdasarkan keterangan hasil penyelidikan Polda Jabar dan Polres Garut bendera tersebut bukan simbol atau kalimat sakral dari agama tertentu. Melainkan merupakan panji HTI organisasi yang telah dilarang oleh pemerintah.
"Jadi saat peringatan Hari Santri Nasional tersebut semua organisasi Islam dari berbagai elemen awalnya telah sepakat tidak ada bendera yang dikibarkan pada saat acara kecuali bendera merah putih," katanya.
Kapolda menjelaskan, sebelum perayaan Hari Santri Nasional semua pimpinan ormas keagamaan telah sepakat tidak membawa panji atau simbol organisasi apapun dalam acara tersebut. Namun ada beberapa orang membawa panji HTI sehingga terjadi insiden pembakaran
Kapolda berpesan kepada masyarakat Sulawesi Selatan untuk tidak mengaitkan kasus pembakaran panji HTI dengan kalimat sakral agama Islam, demi Sulawesi Selatan yang aman dan damai.
"Jangan gampang tersulut provokasi oleh pihak- pihak yang tidak bertanggung jawab. Mari jaga kedamaian dan kondusifitas daerah kita," ucapnya.
TAG#Kapolda, #Sulsel, #Insiden garut, #masyarakat Sulsel
190215550
KOMENTAR