Kapolresta Surakarta: Radikalisme dan Terorisme Sudah Masuk Sragen

Binsar

Saturday, 08-09-2018 | 10:15 am

MDN
Anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri [ist]
"Sragen, Jawa Tengah dinilai telah disusupi paham radikal dan teroris"

 

Sragen, Inako –

Kapolresta Surakarta Arif Budiman mengatakan saat ini Kabupaten Sragen telah disusupi paham radikal dan teroris. Karena itu, ia mengajak semua komponen masyarakat yang ada di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran sel-sel radikalisme dan terorisme di seluruh wilayah Sragen.

Pernyataan itu disampaikan Arif Budiman saat menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan dengan tema "Peran Masyarakat Dalam Memperkuat Kebhinekaan Guna Menangkal Intoleransi dan Radikalisme Menuju Pemilu 2019 yang Damai", yang diselenggarakan oleh Forum Masyarakat Sragen dan Pemuda GP Ansor, di Markas Formas Sragen, Sabtu.

Dalam seminar yang dihadiri para pemuda GP Ansor, IPNU, Fatayat dan Muslimat NU itu, Kapolres menyebut sejumlah titik yang masuk dalam radar pengawasan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri. 

Selain Kapolresta Surakarta, semianr itu juga dihadiri narasumber lain yakni Kabid Ketahanan dan Kesatuan Bangsa Kebangpol Sragen, Agus Endarto dan aktivis perempuan Nahdlatul Ulama, Lulu Nur Hamidah.

Senada dengan Arif, Kabid Ketahanan dan Kesatuan Bangsa Kebangpol Sragen, Agus Endarto dalam paparannya, juga mengakui soal adanya benih-benih radikalsime dan terorisme di Solo saat ini. 

Akan tetapi, Agus menambahkan, tidak semua yang radikal itu negatif, namun jika sudah mengarah ke teroris dan mengacaukan keamanan harus dicegah.

"Ada kelompok radikal saat zaman penjajah, kita terkenal sebagai pemberontak penjajahan. Tempatnya sarang penyamun, Brandal Sukowati tanah sini adalah perdikan dari situlah energi itu ternyata banyak temuan dari kelompok radikal itu dari Sragen. Tapi radikal belum tentu negatif tapi kalau radikal yang teroris itu baru," bebernya.

Sementara itu, aktivis perempuan Nahdlatul Ulama, Lulu Nur Hamidah dalam paparannya mengingatkan semua pihak soal pentingnya peran keluarga dalam mengawasi anak-anak.

Menurutnya, radikalis kini telah menyasar keluarga tokoh NU, dan juga kalangan intelektual seperti keluarga Profesor. Hal ini menurutnya lemahnya pengawasan pergaulan dan akses media yang canggih dan tak terkontrol.

KOMENTAR