Kasus Kanker Serviks Tinggi, Pemkab Pekalongan Lombakan Test IVA

Shanty

Monday, 18-11-2019 | 20:47 pm

MDN
Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi.

Pekalongan, Inako

 

Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, menggelar lomba test IVA. Lomba tersebut dinilai penting lantaran kasus kanker serviks terus meningkat dari tahun ke tahun mencapai 50% dan menjadi penyebab kematian.

Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi dalam sambutannya mengutarakan, di Kabupaten Pekalongan, IVA masih menjadi persoalan utama kita.

“Menurut data di Kabupaten Pekalongan  ini pada tahun 2016 -2019  ada sekitar 140.124  wanita usia subur. Dari jumlah tersebut, 50%  atau sekitar 66 ribu sudah secara sadar melakukan IVA tes dan pemeriksaan payudara,” tutur Asip, Senin (18/11/2019).

Kata Bupati, kesadaran untuk berperilaku sehat dikalangan ibu-ibu, angkanya masih perlu terus didorong. Beberapa faktor yang mempengaruhi, menurut bupati, antara lain karena ketidak tahuan, dan yang ke dua, bisa karena sarananya yang kurang memadai. Oleh karenanya, perlu adanya inovasi-inovasi.

Untuk mendukung agar seluruh wanita usia subur, sadar untuk melakukan IVA Test, Pemkab telah menyiapkan 13 puskesmas yang dapat melakukan IVA tes untuk mendeteksi penyakit kanker leher rahim atau kanker serviks dan kanker payudara.

“Diantaranya ada Puskesmas Tirto, Sragi, Kajen, Karangdadap, Kedungwuni, Kesesi, Wiradesa, Doro, Bojong, dan Wonokerto. Ditambah tahun 2019 ini Puskesmas di Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriyono. Hampir seluruh puskesmas yang ada di kecamatan  sudah menyediakan pelayanan IVA tes. Pada Tahun 2019 ini ada 20 Puskesmas   yang sudah melayani IVA tes dan sisanya diusulkan dalam tahun 2020.,” terang Bupati.

Disamping itu, Pemkab juga berupaya mengirim tenaga kesehatan untuk dilatih di Balai Latihan Kesehatan Provinsi Jateng  menggunakan Anggaran APBD.

Upaya-upaya lain yang dilakukan pemkab untuk mensukseskan capaian tes IVA melalui program yang bersifat partisipatoris  dari masyarakat, seperti “Goreng Ceker” (Ngopi Bareng  Cegah Kanker) dan “Genmasiv” (Gerakan Masyarakat  Kesesi Dukung IVA Tes).

“Secara struktur, pemerintah memberikan pelayanan di setiap Puskesmas, SDMnya kita latih, agar ada kesadaran kolektif di tingkat masyarakat bahwa penanganan masalah IVA  menjadi tanggung jawab kita bersama. Kalau hanya pemerintah saja, program ini tidak bisa selesai, tapi kalau melibatkan masyarakat, Insya allah program ini akan bisa selesai minimal sampai tahun 2021”, ungkap bupati.

Bupati  berharap setelah penilaian ini pada ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan/Desa, sektor terkait ada impact, hal baru itu untuk menjalankan tugas menggerakkan masyarakat untuk terlaksananya program pemberdayaan kesejahteraan keluarga sehingga bisa mewujudkan visi-misi pemerintah.

“Setelah dinilai hasilnya seperti apa, mohon dari ormas, PKK Kecamatan/Desa supaya bergerak agar saudara-saudara kita semua agar menjadi ibu yang sehat karena jika ibu sehat akan melahirkan generasi yang sehat pula karena saat ini untuk mencapai SDM unggul tidak bisa dengan kata lain kecuali  menjaga kesehatan ibu dan anak. Selama ini kesadaran menanamkan perilaku sehat hanya dimonopoli oleh pemerintah, sekarang harus menjadi kesadaran kolektif," lanjut Bupati.

Disamping upaya dari pemerintah tersebut, ada juga inisiasi masyarakat. “Pemkab juga menggandeng perusahaan-perusahaan  untuk memberikan CSR supaya  program ini berlangsung dengan baik. CSR sudah kita terima dari beberapa perusahaan Dalam maupun Luar Negeri”, pungkas Bupati.

KOMENTAR