Kebijakan Energi Jokowi Dinilai Komprehensif

Sifi Masdi

Monday, 18-02-2019 | 17:40 pm

MDN
Ilustrasi Bio Diesel B20 [ist]

Jakarta, Inako

Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) menilai kebijakan sektor energi yang disampai oleh Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo di debat capres semalam cukup komprehensif.

Ketua Kelompok Energi dan Sumber Daya Mineral KEIN Zulnahar Usman menyebut komitmen Jokowi di sektor energi tampak dari kebijakan yang selama ini ia terapkan, yakni mulai dari BBM satu harga untuk bahan bakar yang sama rata harga di seluruh Indonesia sampai B20. 

"Jokowi mengatakan dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, penggunaan biodiesel dan green fuel akan digalakkan," ujar Zulnahar dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/2/2019).

Bahkan, target produksi bio diesel B20 sudah mencapai 98 persen. Pemerintah, kata dia, tak hanya menunaikan keadilan untuk semua berupa BBM satu harga yang sudah mencapai 64 titik, elektrifikasi mencapai 97,13 persen provinsi, tapi juga penggunaan energi terbarukan.

Penggunaan energi terbarukan, kata Zulnahar, tidak hanya pada bio diesel B20 yang kini sudah lompat ke B100 alias 100 persen sawit. Tapi juga penggunaan lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE) di desa-desa. 

"Pada 2018 saja, pemasangannya sudah mencapai 2.416 desa dan 255.346 rumah. Tahun ini bisa lebih banyak lagi," kata Zulnahar.

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo memaparkan visi misinya dalam debat capres kedua malam ini. Untuk sektor energi, Jokowi menjanjikan pengurangan energi fosil besar-besaran jika terpilih nanti terutama untuk konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

Jokowi menegaskan misinya menjadikan Indonesia maju di bidang energi. "Kurangi pemakaian energi fosil, beralih ke green fuel. Biodiesel akan kita kerjakan, kita teruskan dari B20 ke B100," ujar Jokowi dalam Debat Capres yang berlangsung di Hotel Sultan, Minggu (17/2/2019).

Seperti diketahui, Indonesia sedang gencar beralih ke biodiesel untuk tekan impor BBM. Berlaku sejak 1 September 2018, langkah ini dimulai dengan penggunaan biodiesel 20% atau dikenal dengan B20. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis pemberlakuan B20 ini mampu membuat negara menghemat hingga belasan triliun rupiah, karena impor solar berkurang.

"Dalam empat bulan, kebijakan massif untuk berbagai sektor tersebut mampu menghemat sebesar US$ 937,84 juta (setara Rp 13 triliun)," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto dalam keterangan tertulisnya, Januari kemarin.  

 

 

 

KOMENTAR