Kelompok Militan Lokal Dituding Berada di Balik Serangan Bom di Gereja Sri Lanka

Sifi Masdi

Tuesday, 23-04-2019 | 23:08 pm

MDN
Sebuah  gereja yang terkena serangan bom di Sri Lanka [ist]

Kolombo, Inako

Rentetan serangan bom saat perayaan Paskah di Sri Lanka sudah menelan 321 korban jiwa sejauh ini. Ada peran militan lokal di balik serangan ini.

Militan lokal tersebut adalah Jamaah Tauhid Nasional (NTJ), yang diduga bertanggung jawab atas rentetan bom itu. NTJ dicurigai mendapat bantuan dari jaringan internasional dalam melancarkan aksinya.

Seperti dilansir AFP, Selasa (23/4), juru bicara pemerintahan Sri Lanka, Rajitha Senaratne, menyatakan pemerintahan mencurigai NTJ mendapat bantuan dari jaringan internasional dalam melancarkan serentetan ledakan bom mematikan di delapan lokasi terpisah pada Minggu (21/4) lalu saat perayaan Paskah. Hingga sejauh ini, terungkap bahwa salah satu tersangka yang ditangkap polisi Sri Lanka merupakan seorang warga Suriah.

Otoritas Sri Lanka menyebut militan lokal bernama National Thowheeth Jama'ath atau Jamaah Tauhid Nasional (NTJ) ada di balik rentetan bom yang menghancurkan tiga gereja, empat hotel mewah dan sebuah rumah di pinggiran Colombo itu. NTJ dicurigai mendapat bantuan dari jaringan internasional dalam melancarkan aksinya pada Minggu (21/4) lalu. Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena akan menemui para diplomat asing di Colombo untuk meminta bantuan internasional. 

"Kami tidak melihat bahwa organisasi kecil di negara ini bisa melakukan semua itu," ujar Senaratne dalam pernyataannya, merujuk pada NTJ.

"Kami sekarang sedang menyelidiki dukungan internasional untuk mereka (NTJ), dan jaringan mereka yang lain, bagaimana mereka menghadirkan para pengebom bunuh diri di sini dan bagaimana mereka memproduksi bom-bom seperti ini," ujarnya.

Terkait NTJ atau yang disebut juga sebagai Jamaah Tauhid Nasional yang merupakan kelompok radikal Islam di Sri Lanka, kiprahnya tidak banyak diketahui. Salah satu kasus yang mengarahkan sorotan publik ke NTJ adalah aksi vandalisme terhadap patung-patung Buddha di Sri Lanka. Aksi NTJ ini memancing kemarahan publik Sri Lanka yang didominasi penganut Buddha.

Selain itu, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas kejadian ini. ISIS menyebut serangan itu menargetkan anggota koalisi Amerika Serikat (AS) dan umat Nasrani.

"Mereka yang melakukan serangan yang menargetkan anggota koalisi pimpinan Amerika Serikat dan warga Nasrani di Sri Lanka kemarin lusa adalah para petempur Daulah Islamiyah (nama lain ISIS)," demikian pernyataan ISIS seperti dirilis sayap propaganda mereka, Amaq, seperti dilansir AFP, Selasa (23/4/2019).

ISIS tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim mereka tersebut. Klaim ini disampaikan ISIS sekitar dua hari setelah serangan bom terjadi pada Minggu (21/4) waktu setempat. 

Dalam peristiwa ini, terdapat sedikitnya 37 warga negara asing (WNA) yang turut menjadi korban tewas. Mereka termasuk tiga warga Inggris, dua warga Turki dan satu warga Portugal, serta dua orang lainnya yang memegang kewarganegaraan ganda Inggris dan AS. Pernyataan dari pemerintah berbagai negara menyatakan korban tewas juga terdiri atas dua warga China, satu warga Jepang, tiga warga Denmark, satu warga Belanda dan sedikitnya lima warga India.

Pihak Kementerian Luar Negeri Sri Lanka menyatakan sembilan WNA dilaporkan masih hilang dan ada sekitar 25 jenazah belum teridentifikasi yang diyakini WNA. 

KOMENTAR