Kemensos RI: Mobilisasi Dapur Umum Untuk Palu-Donggala

Hila Bame

Tuesday, 02-10-2018 | 16:02 pm

MDN
Bayi dalam dekapan Menteri Agus yang mengharukan (foto: dokumen Kemensos RI)
"Anak-anak adalah satu dari empat kelompok rentan yang harus mendapatkan perlindungan sesaat setelah terjadinya bencana. Tiga lainnya adalah perempuan hamil, penyandang disabilitas, dan lansia" Pungkas Mensos Agus Gumiwang Kartasasmita. 

 

Jakarta, Inako

Dapur Umum adalah wujud kehadiran negara di bumi Celebes,  khususnya Sulawesi Tengah, Kota Palu dan Kabupaten Donggala yang yang saat ini sedang mengalami derita oleh gempa yang disertai tsunami. 

Sedikitnya  844 hingga 1000 orang telah meninggal dunia menurut data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB), belum termasuk harta benda yang yang hancur diterjang gempa dan badai tsunami pada  Jumat, (28/9).

Menanggapi kondisi  tersebut Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan Kementerian Sosial memobilisasi Dapur Umum Lapangan (Dumlap) untuk Kabupaten Donggala dan Palu, serta menyiapkan tempat perlindungan sementara (shelter) untuk korban gempa dan tsunami di wilayah tersebut.

“Kami memberangkatkan enam Dapur Umum Lapangan dari daerah sekitar gempa yakni Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Selanjutnya akan ditambah lagi menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Saat ini kami sedang siapkan penambahan dapur umum tersebut,” terang Mensos di Palu, Minggu. 

Ia mengatakan satu unit dapur umum lapangan dapat memasak 2.000 nasi bungkus untuk satu kali memasak. Sehari memasak hingga tiga kali. Hal ini artinya dalam satu hari satu dapur umum menghasilkan 6 ribu nasi bungkus. 

“Jika ada 6 dumlap, harapannya bisa melayani hingga 36 ribu nasi bungkus per hari,” katanya. 

Dijelaskannya, pada Minggu pagi, Tim Kementerian Sosial bersama Tagana Gorontalo telah tiba di Palu. Tugas tim dari pusat ini adalah untuk melakukan pemetaan titik dapur umum dan pendirian shelter, berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat, BNPB dan berbagai lembaga pegiat kemanusiaan yang tergabung dalan Klaster Nasional Pengungsian dan Perlindungan.

Kemensos,menyiapkan 3.000 paket  sembako dan selanjutnya akan didistribukan ke Palu dan Donggala oleh Tagana dan kebutuhan paling dasar seperti  advokasi dan layanan dukungan psikososial,” tegas Agus.  

Selain dapur umum, Kemensos juga menyiapkan tenda untuk rumah sakit darurat serta velbed bagi pasien yang semuanya merupakan aksi Kemensos RI dalam masa tanggap darurat Bencana Palu-Donggala. 

Dalam kesempatan yang sama  Mensos Agus mengaktivasi seluruh unit kerja  yang ada di jajarannya termasuk Sistem Penanggulangan Bencana Bidang Perlindungan Sosial, Pengerahan SDM Tagana dan relawan sosial, aktivasi Kampung Siaga Bencana (KSB) dan SDM yang ada dalam lingkup Kemensos seperti Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sakti Peksos, dan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk masyarakat Palu-Donggala. 

 

Bayi Dalam Dekapan Menteri Agus Yang mengharukan

Menteri Sosial tampak menggendong balita berjenis kelamin laki-laki saat berada di Mapolda Sulteng. Balita tersebut ditemukan di dalam parit dalam kondisi luka-luka pada kaki dan wajah. 

“Kedua orang tuanya belum ditemukan,” ujar Menteri sambil mendekap balita di dadanya. 

Anak itu tampak memejamkan mata sambil mengalungkan tangannya di leher dan pundak sang Menteri.

Menurut Agus, anak-anak adalah satu dari empat kelompok rentan yang harus mendapatkan perlindungan sesaat setelah terjadinya bencana. Tiga lainnya adalah perempuan hamil, penyandang disabilitas, dan lansia. 

Seperti diketahui Menteri Agus bertolak menuju Palu pada Sabtu pagi (29/9) dari Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta bersama Menko Polhukam, Menkominfo, Menhub dan Panglima TNI menggunakan Pesawat Boeing milik TNI AU A-7308. Turut mendampingi Menteri Sosial adalah Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.

 

Baca juga :

 

KOMENTAR