Kementerian Pertanian Klaim RI Sudah Berhasil Swasembada Beras

Jakarta, Inako
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyayangkan banyak pihak yang belum paham arti swasembada dan status swasembada Indonesia. Ia menjelaskan ketetapan FAO 1999 menyebutkan suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya mencapai 90% dari kebutuhan nasional.
Artinya, kata dia, dalam periode pemerintahan Jokowi-JK Indonesia telah berhasil mencapai swasembada beras.
"Kemudian dari tahun 2016 sampai 2018 pun beras kita surplus. Pada 2016 dan 2017 tidak ada impor, kalau impor 2016 itu limpahan impor 2015. Kemudian 2018 beras surplus 2,85 juta ton. Ini berdasarkan data resmi dari BPS, adapun impor 2018 sebagai cadangan," ujar Amran dalam keterangan tertulis, Senin (18/2/2019).
"Ada yang menarik, di tahun 1984, jumlah penduduk Indonesia 164 juta jiwa, sementara sekarang mencapai 260 juta jiwa. Artinya naik dua kali lipat. Dengan demikian, masalah swasembada beras sudah selesai. Ini yang harus dipahami, supaya masyarakat tidak dibuat bingung," tambahnya.
Amran juga menekankan pembangunan pertanian tidak hanya mengurus beras, melainkan juga sektor pertanian dengan 460 komoditas. Dalam hal ini, ia menyebut ekspor komoditas pertanian 2018 melejit sebesar 29,7%.
"Kemudian stok beras sebagai cadangan saat ini 2 juta ton. Cadangan itu, kalau stok intinya tidak ada masalah, nanti terpakai atau tidak dipakai. Standar cadangan beras nasional 1 juta ton, artinya cadangan beras kita sekarang 2 kali lipat," jelasnya.
Amran melanjutkan, berdasarkan data BPS stok beras yang berada di rumah tangga mencapai 8 sampai 9 juta ton. Dengan demikian, jika ditambah stok beras di Bulog 2 juta ton, stok beras nasional saat ini mencapai 10 sampai 11 juta ton. Jika konsumsi beras nasional 2,5 juta ton, artinya stok beras bisa mencukupi kebutuhan selama empat bulan.
TAG#Kementerian Pertanian, #Beras, #Cadangan Beras Nasional, # Impor
198731219
KOMENTAR