Kencan Bagi Milenial Korea Dianggap Ancaman Karir Mereka

Hila Bame

Wednesday, 10-07-2019 | 13:58 pm

MDN
Wanita Korea Selatan (ist)

Jakarta, Inako

Kultur di Korea masih mengedepankan pria untuk beberapa posisi penting dalam pemerintahan maupun  posisi teras pada entitas swasta.  Posisi teras demikian, tentunya berganjar pada jumlah penghasilan yang diterima. 

Andaikan lahir seorang Raden Ajeng Kartini di sana, barangkali tabir gelap tiu sedikit tercerah, sekurang-kurangnya maju dalam slogan seperti Indonesia meski pada praktik dihadang habis-habisan oleh aturan oligarki pria penyembah reputasi kaum mereka.

“Daripada menjadi bagian dari sebuah keluarga, aku lebih memilih independen dan hidup sendiri mencapai mimpiku,” ujar Yun -hwa seorang web comic artist kepada bbc.com saat ditanyai alasannya memilih untuk tidak berpacaran.

Dengan bertambahnya jumlah pria dan wanita yang memilih untuk tidak memiliki anak, tidak menikah atau bahkan memiliki hubungan asmara, tak heran jika angka kelahiran di salah satu negara maju di Asia tersebut terbilang sangat kecil di dunia.

Dengan tingkat kompetisi pencarian kerja yang sangat tinggi di Korea Selatan, banyak sekali anak muda yang melihat pernikahan bahkan hubungan asmara sebagai beban karirnya.

Yun-hwa bukan satu-satunya wanita muda yang melihat karir dan keluarga adalah dua hal yang rumit. Sebagian besar wanita Korea Selatan melihat keluarga akan menjadi prioritas utamanya setelah menikah dibanding meniti karirnya di masa depan.

Namun, bukan berarti anak muda asal Korea Selatan ini tidak menerima tekanan dari orangtua dan saudaranya.

 

TAG#Budaya

190215409

KOMENTAR