Kepala BMKG: Sistem Peringatan Dini yang Ada Belum Efektif Antisipasi Tsunami Non Tektonik

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut sistem peringatan dini tsunami di kebanyakan negara belum efektif dalam mengantisipasi terjadinya bencana tsunami, khususnya yang memicu aktivitas non seismik. Sistem peringatan dini tsunami yang ada, lanjutnya, hanya mendeteksi tsunami megathrust yang sebelumnya didahului oleh gempa bumi besar.
Hal itu diungkap Dwikorita dalam World Tsunami Awareness Day Webinar, yang diselenggarakan oleh UNESCO-IOC Intergovernmental Coordination Group for Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System, Selasa (7/11/2023), dilansir dari bmkg.go.id.
Menurut Dwikorita, ketidakmampuan sistem peringatan dini tsunami pada tahun 2018 dalam memberikan informasi yang cepat terhadap tsunami yang dipicu aktivitas non seismik, menjadi pelajaran penting yang segera ditindaklanjuti oleh BMKG.
Terlepas dari kemajuan teknologi sistem peringatan dini, kesiapsiagaan masyarakat, sambung Dwikorita, merupakan hal yang sangat terpenting, khususnya masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah pesisir dan rawan tsunami.
Kesiapsiagaan dini, lanjut dia, hanya mungkin jika masyarakat mendapatkan informasi yang komprehensif dan mudah dimengerti, yang dilengkapi program Pendidikan yang cukup.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari akademisi, swasta, NGO, media, dan masyarakat umum untuk bahu-membahu dan berkolaborasi membangun kesiapsiagaan. Dia yakin, kolaborasi tersebut, akan semakin memperkuat sistem peringatan dini yang dibangun sehingga dapat semakin menekan risiko akibat gempabumi dan tsunami.
TAG#Dwikorita Karnawati, #BMKG, #Sistem Peringatan Dini, #Tsunami
190215184
KOMENTAR