Kerupuk Emping Melinjo, Diolah Di Lebak, Dijual Di Singapura

Lebak, Inako –
Kerupuk emping melinjo telah dikenal luas oleh masyatakat Indonesia karena renyah dan lezatnya. Emping melinjo selalu hadir dalam hidangan makan malam maupun makanan siang dari masyarakat Pulau Jawa khususnya daerah yang menjadi sentra produksi makanan tersebut.
Bahkan pesta yang diselenggarakan di hotel melati sampai kelas diamond hotel, emping melinjo diduga kuat tak pernah alpa hadir, demikian lezatnya mengajak lidah menari-nari bak lenso menari, goyang badan menari-menari lombose ( tema lagu jaman Old, dari tanah Maluku, tentang kenikmatan universal sebegitu itu dibahasakan ).
UMKM Indonesia Go Internasional
Emping melinjo, adalah salah satu dari sekian banyak produk UMKM negeri ini yang telah berlayar di pasar internasional.
Kerupuk emping melinjo asal Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, misalnya. Kerupuk itu merupakan hasil kreasi masyarakat Lebak yang selama ini terbukti telah menjadi sumber pemasukan bagi sejumlah rumah tangga di daerah itu.
Akan tetapi, walau sering diidentifikasi dengan masyarakat kelas bawah, kini emping melinjo Lebak ternyata telah menembus pasar internasional yakni Singapura berkat jasa perusahaan eksportir dari Jakarta.
"Semua produksi kerupuk emping melinjo itu dipasok pasar ekspor," kata Hardi (50)seorang perajin warga Desa Banjarsari Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, Selasa.
Permintaan pasar negara tetangga itu cukup tinggi karena produk kerupuk emping melinjo Kabupaten Lebak memiliki kualitas juga makanan organik.
Selain itu juga produksinya secara tradisional dan tidak menggunakan pengawet.
Keunggulan lainnya, kata dia, kerupuk emping Lebak asli dari buah melinjo tanpa menggunakan bahan campuran.
Produk kerupuk emping melinjo di Singapura itu bukan hanya untuk konsumsi makanan yang ada di rumah makan atau warung soto.
Namun, kerupuk emping bisa dijadikan aneka makanan camilan, seperti rasa strawberry, pedas, manis dan coklat.
"Kami terus meningkatkan kualitas kerupuk melinjo agar bisa berdaya saing di pasar domestik hingga mancanegara," katanya.
Lilis (45), seorang perajin emping warga Desa Padasuka Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak mengaku bahan baku kerupuk melinjo 100 persen didatangkan dari wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.
Saat ini, harga melinjo sekitar Rp12.000 per kilogram dan setelah diproduksi dalam kemasan dijual Rp60.000/Kg.
Selama ini, produksi kerupuk melinjo, selain memenuhi permintaan pasar DKI Jakarta dan Jabar juga ekspor ke Singapura.
"Kami saat ini merasa kesulitan untuk mendapatkan bahan baku melinjo karena belum memasuki masa panen," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Babay Imroni mengatakan kehadiran perajin kerupuk emping melinjo dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat juga mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
TAG#Kerupuk emping, #melinjo, #pasar Singapura, #Lebak banteng
190232406

KOMENTAR