Kerusakan Terumbu Karang Di Selat Pantar Diduga Karena Tabrakan Kapal Tanker

Binsar

Friday, 11-01-2019 | 12:58 pm

MDN
Taman Laut Selat Pantar Alor, Salah Satu Taman Laut Terindah Di Indonesia [ist]

Jakarta, Inako –

Terumbu karang Selat Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diklaim sebagai salah satu dari sekian banyak terumbu karang terindah di dunia.

Keindahan itu pula yang membuat para pencinta olahraga selam datang ke lokasi itu. Bagi mereka, terumbu karang Selat Pantar merupakan permata yang langkah dan sayang kalau tidak sampai ke lokasi itu.

Akan tetapi, keindahan terumbuh karang itu, kini dalam ancaman, lantaran mengalami kerusakan yang diduga akibat kapal tanker yang pernah karam di lokasi itu beberapa waktu lalu.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu, kapal tanker Ocean Princess, karam di lokasi yang merupakan zona pemanfaatan pariwisata di kawasan konservasi Suaka Alam Perairan (SAP) Selat Pantar.

Menurut Project Executant for Lesser Sunda WWF Indonesia, Muhammad Erdi Lazuardi, sampai saat ini belum ada investigasi lebih lanjut untuk meneliti kerusakan Selat Pantar.

"Tim investigasi sudah siap, namun masih belum berangkat karena masih menunggu SK (surat keputusan) dari Kadis (Kepala Dinas) DKP (Dinas Kelautan san Perikanan) NTT," ujar Erdi, Rabu (9/1).

Namun, Erdi melanjutkan, pada tanggal 1 Januari 2019 sudah dilakukan survei awal yang dilakukan perwakilan KKP melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang.

"Survei awal menunjukkan adanya kerusakan terumbu karang. Tentunya setelah investigasi, kerusakan ini akan dikalkulasi kemudian dendanya dibebankan kepada pelaku," ujarnya.

"Denda itu nantinya akan digunakan untuk upaya konservasi kawasan yang mengalami kerusakan."

Setidaknya ada 26 titik menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut di kawasan SAP Selat Pantar. Beberapa yang populer di kalangan wisatawan adalah half moon bay, peter's prize, crocodile rook, shark close.

SAP Selat Pantar, yang menghubungkan Pulau Alor dan Pulau Pantar, merupakan kawasan konservasi dengan luas lebih dari 276 ribu hektare. 

Kondisi perairan di Selat Pantar memiliki ekosistem perairan yang menarik dengan keanekaragaman ekosistem terumbu karang yang tinggi. 

Mengutip situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, jenis-jenis ikan karang hias yang banyak ditemukan di perairan Kepulauan Alor antara lain butter flay fish, angel fish, ikan klon, dan ikan lepu. 

Tak hanya itu saja, pada musim tertentu perairan Selat Pantar merupakan jalur migrasi paus dan lumba-lumba dari Flores menuju Samudera Indonesia. Peristiwa ini merupakan daya tarik kawasan Selat Pantar. 

Selat Pantar mempunyai fungsi utama sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna, serta pemanfaatan untuk penelitian, pendidikan, budidaya, dan wisata khususnya wisata bahari. 

Untuk menuju Selat Pantar, perjalanan bisa ditempuh dari Kupang dengan menggunakan kapal feri menuju Lanrantuka dengan waktu tempuh sekitar 13 jam. 

Setelah itu, perjalanan harus dilanjutkan menggunakan kapal yang lebih kecil ke pelabuhan Kalabahi, Kepulauan Alor. Penginapan dan rumah makan, bisa dengan mudah ditemukan di Kalabahi.

KOMENTAR