Ketiadaan Akses Air Minum dan Sanitasi Berkaitan Erat dengan Kemiskinan

Jakarta, Inako
Dalam diskusi bertema “Microfinance untuk Pembiayaan Sanitasi dan Air Minum yang Terjangkau Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah” yang diselenggarakan Water.org di GoWork Fatmawati, Jakarta Selatan (22/03/2022), Senior Program Manager Water.org, Aldi Surianingrat mengatakan 38 juta masyarakat Indonesia belum punya akses sanitasi dan 20 juga belum punya akses air minum bersih.
Menanggapi hal itu, Kepala Divisi Pengelola Bisnis Mekaar Permodalan Nasional Madani (PNM Mekaar), Wisnandi Habang mengatakan masalah utama saat ini adalah kemiskinan. Dan kemiskinan berkaitan dengan akses air minum dan sanitasi.
“Makanya untuk menyelesaikan masalah akses air minum dan sanitasi, tentu kita harus menyelesaikan masalah kemiskinan itu sendiri.” Oleh karena itu, PNM berupaya mengatasi persoalan kemiskinan di masyarakat berpenghasilan rendah dengan mendukung ekonomi produktif di masyarakat.
Wisnadi menilai, dalam kehidupan berkeluarga, orang yang paling dekat dengan urusan air minum dan sanitasi adalah perempuan. Karena itu, PNM mencoba mendukung kelompok ibu-ibu produktif.
“Yang awalnya belum punya usaha, bisa punya usaha. Dari usahanya kecil bisa lebih berkembang. Sehingga kesejahteraan mereka meningkat,” ujar Wisnadi.
Setelah kesejahteraan meningkat, kata Wisnandi, akses terhadap sanitasi dan air minum bisa ditingkatkan. “Kami punya nasabah 14,5 juta perempuan semuanya yang mendapat pembiayaan,” katanya.
PNM juga menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat berpenghasilan rendah, untuk akses sanitasi dan air minum keluarga. Besarannya, mulai dari Rp500 ribu sampai Rp2 juta.
“Saat ini ada 40 ribu pembiayaan aktif, dengan total penyaluran sebesar lebih dari Rp120 miliar,” kata Wisnandi.
TAG#pnm mekaar, #pnm, #wisnandi habaang
198732496
KOMENTAR