Ketua DPRD Sebut Penurunan Jabatan oleh Anies Baswedan Sebagai Dendam Politik

Sifi Masdi

Wednesday, 27-02-2019 | 12:19 pm

MDN
Gubernur Anies Baswedan [ist]

Jakarta, Inako

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menilai ada yang janggal dari penurunan jabatan atau demosi lurah dan camat yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kalau ada camat jadi sekretaris camat atau lurah jadi sekretaris lurah, ini aneh buat saya. Dan tempat-tempat itu kok berbaunya politis sekali," kata dia di kantor Bawaslu DKI, Jakarta Utara, Selasa, (26/2/2019).

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menilai, pemimpin yang telah bekerja baik justru dicopot karena perasaan suka dan tak suka (like and dislike) gubernur. Padahal, lurah dan camat meniti kariernya dari golongan bawah.

Demosi jabatan dari lurah atau camat menjadi sekretaris, menurut Prasetio, adalah keputusan yang tak benar. Hal itu juga mengingat lurah dan camat sudah bekerja dan bersikap baik. "Jangan ada dendam politik lah. Pilkada sudah selesai," ucap Prasetio

Gubernur Anies Baswedan merotasi besar-besaran pejabat di DKI, mulai dari eselon II - IV atau di jabatan lurah, camat, wakil wali kota, hingga kepala dinas, pada Senin, 25 Februari 2019. Anies mengatakan rotasi tersebut sebagai bagian dari penyegaran di instansi.

Beberapa pejabat yang kena rotasi adalah Camat Kebayoran Lama Sayid Ali menjadi Kepala Bagian Penataan dan Lingkungan Hidup Jakarta Selatan serta Camat Pancoran Hery Gunara. Mereka mengaku tak mengetahui posisi barunya di pemerintahan DKI.

Tak hanya itu, sejumlah kepala dinas juga didemosi oleh Anies Baswedan. Di antaranya Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji yang menjadi Wakil Wali Kota Jakarta Selatan. Ada juga Kepala Dinas Sumber Daya Air Teguh Hendrawan yang dicopot dari jabatannya, lantas menjadi staf di Biro Tata Pemerintahan DKI.



 

 

KOMENTAR