Kini, Air Citarum Sudah Bisa Langsung Diminum

Binsar

Monday, 25-02-2019 | 13:08 pm

MDN
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono (tengah) sambil menawarkan air Sungai Citarum yang jernih kepada masyarakat Kampung Bojong, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Minggu (24/2/2019) [ist]

Bandung, Inako –

Meski baru berjalan kurang lebih setahun, Program Citarum Harum kini mulai menampakan hasil yang berarti. Hal itu paling tidak dapat diperlihatkan dari kondisi air sungai yang sudah bisa dikonsumsi warga secara langsung saat ini.

"Terbukti air Sungai Citarum sudah bisa langsung diminum. Silakan ibu-ibu mencoba," kata Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono sambil menawarkan air Sungai Citarum yang jernih kepada masyarakat Kampung Bojong, Desa Sukamukti, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Minggu (24/2/2019).

Tentu saja, Mayjen Tri tidak menyuruh warga mengambil air dari dalam sungai dan langsung diminum, tetapi, air sungai yang sudah melewati proses penyulingan melalui mesin pengolahan air.

Mayjen Tri hadir di Kampung Bojong untuk meresmikan mesin pompa pengolahan air bersih bantuan corporate social responsibility (CSR) perusahaan swasta yang beroperasi di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Citarum, sekaligus membuka lomba perahu karet dan kayak di Sektor 7 Satgas Citarum Harum. 

Pada kesempatan itu, Pangdam bersama pengusaha dan masyarakarat setempat melakukan demonstrasi meminum air Citarum yang telah diolah melalui proses mesin pengolahan air bersih. 

Dalam sambutannya, Pangdam Siliwangi itu mengatakan, itu (air Citarum bisa langsung diminum) hasil dari pelaksanaan program Citarum Harum yang telah berlangsung satu tahun. 

"Kita perlu melihat ke belakang. Karena apa, kenapa program Citarum Harum dilakukan. Sebab, sungai Citarum merupakan sungai terkotor di dunia," ujar Tri. 

Pangdam menuturkan, program rehabilitasi Sungai Citarum sebetulnya telah lama dilakukan sejak 2010. Namun hasilnya belum signifikan karena tidak ada sinergitas antarunsur terkait. 

Kemudian, tutur Tri, atas inisiasi Pangdam III/Siliwangi saat itu Mayjen TNI Doni Monardo yang berpangkat letnan jenderal (Letjen) dan menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), melihat ada masalah terkait Sungai Citarum yang dijuluki sebagai terkotor di dunia.

"Saat itu beliau (Letjen TNI Doni Monardo) menghadap dan melapor kepada Presiden Joko Widodo. Pak ini ada masalah di Jawa Barat, Citarum sungai terkotor di dunia, dampaknya sangat luas pak. Masyarakat yang dulunya mencuci dan mengambil air Citarum untuk memasak, kini rusak dan tercemar," tutur Tri.

Di hulu, ungkap Panglima, banyak pohon ditebang sehingga terjadilah banjir akibat sedimentasi atau tanah masuk ke sungai. Sehingga air mengalir tidak terlalu cepat menuju ke hilir. Di lain sisi, masyarakat juga membuang sampah ke sungai tersebut.

"Bukan hanya sampah, bangkai binatangpun dibuang ke sungai. Akhirnya apa, jika ada anak kecil mandi di sungai, akan terkena penyakit," ungkap Panglima.

Tri mengatakan, mndapat laporan Pangdam III/Siliwangi, Presiden Joko Widodo merespons dan menurunkan tim untuk melihat langsung kondisi Sungai Citarum.

Setelah itu, Presiden Jokowi memahami bahwa permasalahan tersebut tidak bisa hanya diselesaikan oleh TNI, tetapi harus melibatkan semua komponen masyarakat, mulai dari akademisi, pengusaha, komunitas, pencinta lingkungan, pemerintahan dan media.

"Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2018 tanggal 14 Maret 2018. Melalui Perpres inilah kami bekerja dan bersinergi. Gubernur Jawa Barat ditunjuk sebagai Dansatgas Citarum Harum. Wakil Pangdam III/Siliwangi sebagai penertiban dan penataan ekosistem dan pemeliharaan lingkungan. Sedangkan Kapolda Jabar sebagai penegak hukum," kata dia.

Kodam III/Siliwangi, ujar Pangdam, melakukan penertiban dari hulu sampai dengan hilir Sungai Citarum. Untuk itu Kodam membaginya menjadi 21 sektor. Di hulu, Komandan Sektor berupaya agar tanah tidak longsor ke sungai. Kemudian Danau Cisanti dibersihkan termasuk menertibkan perusahaan pembuang limbah. 

 

KOMENTAR