Kini Tiba Saatnya Perempuan Melek Politik

Jakarta, Inako
Adakah Anda, perempuan Indonesia Yang Tangguh? Saatnya Wanita melek politik, Seru Yenny Wahid.
Yenny Wahid berharap peran anggota jaringan Pertiwi ( Perempuan Tangguh Pilih Jokowi) bisa menyadarkan para perempuan Indonesia untuk melek politik dan turut mengawal program-program dari pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01.
Seruan itu disampaikan Yenny ketika hadir pada acara deklarasi Pertiwi ( Perempuan Tangguh Pilih Jokowi) di Jokowi Center, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11/2018).
Pertiwi menjadi gerakan perempuan pendukung pasangan Jokowi-Maruf yang diisi beberapa perempuan berpengaruh di Indonesia. Di antaranya berprofesi sebagai artis, pengusaha, ekonom, budayawan, pengajar, juga politisi.
Putri K. Wardani, Ketua Pertiwi yang juga Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk., menyatakan bahwa dengan adanya persentase 50,2% atau sekitar 93 juta suara perempuan pada 2019, Pertiwi ingin memberikan pendidikan politik bagi para perempuan, terutama kaum ibu. Pendidikan politik itu dilakukan melalui pelatihan-pelatihan di bidang yang akan diisi oleh "ibu-ibu tangguh" anggota Pertiwi.
"Kami ingin membentuk kesadaran di kalangan perempuan bahwa memilih itu perlu karena menentukan nasib kita lima tahun ke depan. Tentunya kita memilih orang-orang yang kita anggap bisa membawa aspirasi perempuan," paparnya.
Pertiwi ingin perempuan Indonesia terhindar, apalagi terlibat, hal-hal negatif dalam politik praktis semacam penyebaran hoaks atau ujaran kebencian.
"Jadi, kami berusaha mencoba mengembangkan berbagai program dari ibu-ibu tangguh kita untuk terjun ke massa dan target kami [perempuan]," tambah Putri.
Dalam acara tersebut, turut hadir Ketua DPR Bambang Soesatyo, Ketua Badan Pemenangan Nasional Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir, Direktur Wahid Institute Yenny Wahid, dan Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie.
"Kemampuan ibu-ibu ini sanggup menjaring komunitas-komunitas baru dan salah satunya komunitas yang sebelumnya apatis politik. Kelompok yang mungkin lebih memilih berlibur dari pada datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Kelompok yang berpotensi golput inilah yang mesti disentuh, diajak bicara, dan disadarkan bahwa suara mereka menentukan," jelasnya.
Ayo.. Perempuan Tangguh Majulah Pantang Mundur.
198740190

KOMENTAR