Komandan Houthi Berjanji Takkan takluk Kepada Pemerintah

Yaman, Inako
Bara perang yang melanda kawasan Timur Tengah terlihat tidak padam selama setahun terakhir. Bara panas itu tidak berhenti menggelinding di Suriah, namun lidah api yang sama sekarang melalap Yaman.
Berbagai spekulasi dan kekhawatiran melanda manusia yang menjadi warga kota, terlebih kota dekat pelabuhan Hodeida, gerbang masuk makanan dan senjata untuk membunuh manusia.
Meski Militer Yaman mengatakan pasukan pemerintah telah maju lebih dekat ke jantung kota Hodeida, Rabu (7/11), menimbulkan kekhawatiran atas keamanan warga sipil dan pengiriman bantuan kemanusiaan melalui kota pelabuhan itu.
Namun demikian pemimpin pemberontak Yaman, Rabu (7/11) berjanji tidak akan menyerah kepada pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh Saudi, tetapi tampaknya mengakui pasukannya telah kehilangan wilayah dalam pertempuran untuk mempertahankan kota pelabuhan Hodeida.
“Apakah musuh berpikir bahwa menembus daerah ini atau itu, atau merebut daerah ini atau itu, berarti kita harus menyerah?,” Demikian seperti dikatakan oleh Abdulmalik al-Huthi dalam pidato yang disiarkan lewat televisi.
Pemberontak Huthi, pasukan kesukuan dari Yaman utara yang terkait dengan Iran, hari Rabu lalu mengakui serangan oleh koalisi pimpinan Saudi dan menuduh pasukan pro-pemerintah memprovokasi eskalasi kekerasan, demikian inakoran.com mengutip dari Voice of Amerika (VOA) Senin (12/11)
Hampir 200 pejuang tewas selama seminggu terakhir dalam pertempuran untuk memperebutkan kota pelabuhan Hodeida, yang direbut oleh pemberontak bersamaan dengan direbutnya ibu kota pada tahun 2014.
Kelompok-kelompok bantuan internasional hari Rabu (7/11) minta jalur aman bagi warga sipil sementara bentrokan mendekati rumah-rumah sakit di kota itu.
TAG#Yaman
198733905
KOMENTAR