Komnas HAM Akui Sudah Temukan Aktor Intelektual Kasus Novel, Tapi Tergantung Kapolri

Jakarta, Inako
Komnas HAM menyebut tim gabungan bentukan Polri untuk mengusut teror terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan, menemukan perkembangan signifikan. Komnas HAM dan tim gabungan punya kecocokan soal sosok yang diduga berkaitan dengan peristiwa serangan terhadap Novel.
Komnas HAM mengatakan aktor intelektual penyerangan Novel bisa terungkap. Hal itu tergantung pada komitmen Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Kami dikasih tahu ada perkembangan signifikan dalam konteks pengungkapan siapa-siapa pelaku-pelaku yang melakukan kejahatan di Novel. Itu sekitar 2-3 bulan yang lalu. Di perkembangan ini yang kami lihat adalah ada beberapa orang yang di lapangan yang juga ditemukan oleh Komnas HAM yang kami nyatakan itu sebagai orang asing menemukan jejak yang terang sampai level di atasnya," kata komisioner Komnas HAM bidang Pengkajian dan Penelitian, Choirul Anam, di kantornya, Jl Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (9/7/2019).
Choirul mengatakan Komnas HAM sempat memberikan informasi kepada tim gabungan. Setelah itu, tim gabungan berjanji kepada Komnas HAM untuk menindaklanjuti informasi tersebut.
Choirul mengatakan karena Komnas HAM tidak punya wewenang, perkembangan pencarian fakta akan diisampaikan langsung tim gabungan. Hanya saja, Choirul memberikan sedikit kisi soal informasi yang disampaikan Komnas HAM kepada tim gabungan.
Dia mengatakan kasus teror kepada Novel ini bisa terungkap hingga ke aktor intelektual. Komnas HAM mendapati sosok orang asing yang ada di sekitar lokasi rumah Novel yang diduga terkait dengan peristiwa penyerangan dengan air keras.
"Sekitar 2-3 bulan lalu kami dapatkan info bahwa sudah ada sesuatu yang berjejak dan signifikan. Tinggal apakah Kapolri mem-follow up itu dengan sangat kuat dan mendalam. Kalau bagi Komnas HAM yang paling penting adalah segera ditemukan siapa aktor di balik penyiraman Novel karena temuan Komnas HAM sendiri itu sesuatu yang memungkinkan sampai level intelektualnya," tuturnya.
"Karena gampang kok, keberadaan orang asing itu aneh dalam skema sekian hari di TKP. Dan orang-orang ini dengan keberadaan yang tidak semestinya di situ, itu memberikan jejak yang penting, yang kedua naik lagi CCTV, ketiga naik lagi penggunaan-penggunaan alat yang mereka gunakan. Itu memungkinkan sampai naik ke atas (aktor intelektual, red)," imbuh dia.
Tim gabungan pencari fakta (TGPF) kasus Novel telah bekerja sekitar enam bulan. Anggota TGPF, Hendardi, mengatakan progres kerja mereka sudah hampir rampung. Tim ini sempat pergi ke luar Jakarta. Tim bersama polisi juga sempat meminta keterangan Novel terkait penyerangan ini. Hendardi mengatakan dalam waktu dekat tim akan membuat laporan ke Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Sampai saat ini sudah 95%, sebetulnya tinggal di-finishing. Sore ini akan ada rapat pleno dengan tim pencari fakta untuk membahas finishing itu, nanti baru pukul 18.30 WIB mulainya. Terakhir yang saya dengar akan hadir Ibu Poengky Indarti (Komisioner Kompolnas), Ifdhal Kasim (mantan Komisioner Komnas HAM), Nurcholis (mantan Komisioner Komnas HAM), Prof Idriyanto Seno Adji (mantan Wakil Ketua KPK) juga akan hadir," jelas Hendardi kepada media, Senin (8/7).
TAG#Kasus Novel Baswedan, #Konmas HAM, #TGPF, #Kapolri
190215500
KOMENTAR