Kopi Dan Senja Di Pinggir Danau Kenanga Universitas Indonesia

Jakarta, Inako
Puisi menjadi ruang interelasi antara penyair, teks, pembaca dan kehidupan.
Memainkan fungsi poetic adalah salah satu perjuangan penyair untuk menimbulkan impresi yang mendalam dari keranda kehidupan yang dijelajahi.
Puisi yang dibangun dengan struktur fisik dan bathin, selalu menjalin interelasi dengan lingkungan penyair, bisa leluasa lebih ekpresif 'berteriak'.
Atau juga menjadi referensi untuk melacak pembacaan kembali hasil perenungan yang mendalam dari penyair.
Seperti apakah struktur interelasi itu dari radar para penyair yang dipersembahkan oleh:
TEATER SASTRA UNIVERSITAS INDONESIA, dengan Tema: "Petang Puisi Kopi dan Senja"
Dengan mengambil tempat di Makara Art Center, Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jumat, tanggal 12 Oktober 2018. Dibuka mulai pukul 18.00 WIB hingga selesai.
Lintang pukangnya kehidupan dengan segala kebisingannya kita akhiri sejenak di Petang Puisi, Kopi dan Senja. Menurut Yudhi Soenarto, MA. Direktur Makara Art Center UI, Petang Puisi adalah acara yang diadakan sebagai ruang pembacaan puisi oleh penyair-penyair dari dalam dan luar kampus UI.
Pagelaran dimulai petang hingga larut malam di pinggir danau Kenanga, Universitas Indonesia, pungkas Yudhi, yang juga dosen Fakultas Ilmu Budaya UI, kepada Inakoran.com Rabu, (10/10).
Selain mendengar pembacaan puisi penonton juga dapat menikmati pameran lukisan karya : HIDAYAT LPD yang dibuka sejak 8 Oktober hingga 20 Oktober 2018.
Puisi biasanya lugas, kadang metaforis, kadang sateris tetapi ia merupakan eksplorasi rasa hati yang miris dan jangan-jangan Anda sedang berjalan menuju di jalan puisi... lalu tersentuh. Datang dan nikmati ya..
TAG#UI, #Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, #Yudhi Soenarto
190215193
KOMENTAR