Lada Biji Hitam Kaltim Tembus Pasar Vietnam

Binsar

Thursday, 08-08-2019 | 12:39 pm

MDN
Lada biji hitam [ist]

Samarinda, Inako

Produk lada biji hitam hasil produksi masyarakat Kalimantan Timur menembus pasar Vietnam. Ini sebuah terobosan baru mengingat sebelumnya ekspor Kaltim ke negara-negara Asia Tenggara hanya didominasi kayu.

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Agus Sunanto menjelaskan, saat ini Kaltim melalui PT. Sumber Alam Mitra Indonesia  mengekspor 5.000 kilogram lada biji ke Vietnam dengan nila ekspor sebesar Rp476 juta.

Selain lada biji hitan, kaltim juga mengekspor sejumlah komoditas lainnya seperti hasil olahan turunan kelapa sawit Palm Kernel Expeller sebanyak 1.996,78 ton milik PT. Sumatera Bulkers, senilai Rp 2,23 miliar dan juga hasil olahan kayu Veneer Kruing sejumlah 67,1627 m3 milik PT. Kayu Alam Perkasa Raya senilai Rp 602 juta dengan tujuan ekspor negara India.

Dengan dukungan Karantina Pertanian Samarinda dalam akselerasi ekspor produk pertanian dalam bentuk pelayanan cepat dengan Service Level Agreement 1 jam hingga 1 hari dengan pelayanan 24 jam 7 hari kerja ini diharapkan dapat meningkatkan akselerasi ekspor dari Kalimantan Timur hingga 200 persen dari tahun sebelumnya, ujar Agus Sunanto.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Samarinda Agus Sugiyono memaparkan, berdasarkan data sistem IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Samarinda sepanjang tahun 2018 sebanyak 266 kegiatan ekspor yakni mencapai 82,42 miliar dan ditahun 2019 hingga bulan Juli saat ini total nilai ekspor telah mencapai 57,21 miliar.

"Di Kalimantan Timur berbagai komoditas unggulan seperti hasil karet olahan, produk kayu olahan seperti plywood, moulding, veneer kruing, lada biji dan produk olahan turunan kelapa sawit telah rutin di ekspor ke berbagai negara seperti Cina, Vietnam, Myanmar, India, Taiwan, dan bahkan hingga ke Amerika Serikat", jelas Agus Sugiyono.

Agus Sugiyono menambahkan, Terdapat beberapa komoditas pertanian dan bahan asal hewan yang memiliki potensi ekspor dari Kaltim namun hingga saat ini belum dapat diekspor langsung dari Samarinda yakni pisang kepok asal Kecamatan Kaliorang Kutim, nanas sarikaya asal Kecamatan Palaran, sarang burung walet asal Samarinda, Kutim dan Kubar serta taring babi asal Kubar.

Walikota Samarinda yang diwakili Asisten II, Endang Liansyah menyampaikan, Pemerintah Kota Samarinda mendukung penuh adanya program agro gemilang ini dan berharap dengan terdapatnya fasilitas penerbangan langsung dari Samarinda melalui Bandara APT. Pranoto ini kedepan komoditas potensial tersebut dapat menjadi komoditas ekspor langsung dari Samarinda, pungkasnya.

KOMENTAR