Lagu daerah dan Musik Kampung Maumere Harus Menjadi Tuan Kampung Sendiri Menuju Pentas Nasional

Hila Bame

Friday, 29-05-2020 | 16:58 pm

MDN

Oleh: Petrus Selestinus Advokat Peradi & Pemerhati Budaya NTT

 

Jakarta, Inako

 

Ide menyelenggarakan lomba cipta lagu daerah dan musik kampung Sikka, Maumere di tengah pandemi COVID-19 yang menjadi momok dan  menakutkan dunia, oleh ormas Pemuda Teguh Indonesia Raya (PETIR) yang disponsori oleh PT. HIENG CORPORATION (HIG.CO) dan PT. VOTUM HOLDING COMPANY KOREA, merupakan sebuah upaya mengeksplorasi bakat anak-anak Maumere berbasis warisan budaya, memasuki masa New Normal, berdamai dengan COVID-19.

Simak Lagu asal Maumere

 

Kita patut mengapresiasi dan mendukung ide ini, selain karena ide Lomba Cipta Lagu Daerah dan Musik Kampung Maumere datang dari putra daerah Aloysius Hieng, putra asal Hewokloang, sebuah desa yang masih konsisten mempertahankan berbagai seni budaya asli, juga karena ide cemerlang ini juga dalam rangka merespons ajakan Presiden Jokowi agar masyarakat memulai kehidupan New Normal dan berdamai dengan COVID-19 ke depan.

Simak Lagu Asal Manggarai

 

Ajakan Presiden Jokowi agar masyarakat hidup berdamai dengan COVID-19 dalam masa New Normal, di tengah masyarakat yang masih trauma terhadap ancaman penularan COVID-19 selama 3 (tiga) bulan sejak Maret 2020 hingga sekarang, sangat relevan dengan Ide Lomba Cipta Lagu Daerah dan Musik Kampung.Maumere, karena masyarakat sudah jenuh akibat terisolasi secara mandiri, social distancing, physical distancing dan PSBB, sehingga perlu diisi dengan aktivitas seni budaya.

Dalam kondisi traumatis dan jenuh karena isolasi mandiri dan protokol COVID-19 yang semakin mematikan kreativitas dan inovasi-inovasi kalangan anak muda, maka gagasan menyelenggarakan lomba cipta lagu daerah dan musik kampung di Maumere, menjadi momentum membangkitkan semangat orang muda untuk tetap berkarya seni, sebagai ekspresi artistik individu, kolektif atau komunal berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, menjadi seni sebagai obyek pemajuan kebudayaan.

"SENI TIDAK BOLEH MATI".

Filosofi PT. HIENG CORPORATION (HIG.CO) dan PT. VOTUM HOLDING COMPANY KOREA selaku sponsor lomba cipta lagu daerah dan musik kampung Maumere, adalah "seni tidak boleh mati atau berhenti oleh sebab apapun juga, kalau bukan kita siapa lagi dan kalau bukan sekarang kapan lagi", karena seni budaya telah menjadi fondasi dalam membangun masa depan dan peradaban bangsa. 

Oleh karena itu menjamurnya musik kampung dan lagu-lagu daerah Sikka, di Maumere harus dikelola dan ditingkatkan kualitasnya agar tidak kalah dengan pertumbuhan lagu-lagu daerah lain seperti di Ambon, Sumatera Utara dan Jawa dll. Fenomena menjamurnya musik kampung dan lagu daerah di Sikka akan membawa suasana baru dalam kehidupan seni di Sikka.

Lagu daerah dan musik kampung yang tumbuh seperti jamur, adalah fenomena budaya yang positif, bukan saja karena melahirkan musisi-musisi kampung yang khas dan cocok dengan selera masyarakat, tetapi juga untuk mengangkat derajad lagu daerah dan musik kampung agar tetap menjadi tuan di kampung sendiri, menuju pentas nasional bahkan go internasional, sekaligus menjadi filter masuknya budaya asing yang tidak cocok dengan budaya lokal.

Rencana Lomba Cipta Lagu Daerah dan Musik Kampung, di samping momentumnya tepat, yaitu memasuki era New Normal untuk hidup berdamai dengan COVID-19, juga mengajak generasi muda untuk tetap mencintai budaya aslinya demi "Nian Tana". Apalagi UU Pemajuan Kebudayaan telah menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa demi terwujudnya tujuan nasional.

 

KOMENTAR