Larangan Unjuk Rasa Saat Pandemi Bukan Anti Demokrasi

Jakarta, Inako
Langkah Polri yang melarang unjuk rasa saat pandemi Covid-19 merupakan langkah yang tepat untuk kebaikan dan keselamatan bersama. Hal itu disampaikan Sekjen Relawan Jokowi Centre, Imanta Ginting, di Jakarta, Sabtu (19/12).
"Sampai saat ini kita masih hidup bersama dengan Covid-19, yang setiap saat bisa menginfeksi kita dan berpotensi menyebar kepada orang lain yang rentan terhadap penyakit ini," ujarnya.
baca:
BASKARA Dukung Langkah tegas POLRI dalam menegakkan Hukum di Indonesia
Imanta meminta semua pihak untuk menghormati dan mematuhi protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah demi keselamatan dan keamanan seluruh rakyat Indonesia.
"Hendaknya seluruh komponen masyarakat dan pemerintah sama-sama patuh dan taat agar bangsa kita dapat segera keluar dari bencana pendemi ini. Setidaknya dapat menekan laju pertumbuhannya sehingga tidak ada lagi pertambahan kasus baru agar ekonomi kita segera bangkit dan melaju kencang," ujarnya.
Imanta mendukung dan mangapresiasi langkah TNI/Polri yang melarang unjuk rasa pada masa pandemi Covid-19. Langkah tegas TNI/Polri, lanjut Imanta, segaris dengan arahan Jokowi yang menjadikan keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi.
"Jangan sampai ketegasan pemerintah melalui TNI/Polri yang melarang kerumunan dalam unjuk rasa dianggap mematikan demokrasi. Silahkan sampaikan aspirasi secara bermartabat tanpa berkerumun," pungkasnya.
TAG#Jakarta, #Relawan Jokowi Centre, #Pandemi
190234122
KOMENTAR