Lawan Jake Paul, Mike Tyson Dikhawatirkan Akan Alami Gegar Otak

Binsar

Tuesday, 16-04-2024 | 08:33 am

MDN
Lawan Jake Paul, Mike Tyson Dikhawatirkan Akan Alami Gegar Otak [ist]

Jakarta, Inakoran

 

Iron Mike Tyson akan kembali ke ring tinju untuk pertama kalinya sejak laga lockdown Covid-19 melawan Roy Jones Jr. Banyak analis menilai keputusan kembali ke ring tinju tidak bijak, meningat usianya hampir 58 tahun. Tambahan lagi, ia akan menghadapi Jake Paul, eks youtuber yang usianya jauh lebih muda dari dia.

Tyson terakhir kali bertarung secara profesional pada tahun 2005 yang berakhir dengan kekalahan. Tahun ini, dia akan kembali naik ring melawan Jake Paul, di Stadion AT&T di Arlington, Texas, pada 20 Juli. Laga itu akan ditayangkan Netflix secara langsung.

Jutaan penggemar tentu saja sangat bersemangat menyaksikan duel itu. Akan tetapi, sebagian orang khawatir dengan keselamatan sang idola mereka. Tyson dikhawatirkan akan mengalami gegar otak saat menerima pukulan Paul di duel itu. Tyson dipastikan akan terkena pukulan berulang kali di kepala selama 36 menit berturut-turut. Bagi seorang pria lanjut usia, hal itu sangat berisiko terkena ensefalopati traumatis kronis (CTE), yang umumnya dikenal sebagai demensia pugilistica.

 

 

Melansir Marca (15/4), CTE adalah kondisi otak degeneratif yang terkait dengan trauma kepala berulang, umumnya ditemukan pada atlet dan individu dengan riwayat gegar otak. Gejalanya meliputi kehilangan ingatan, perubahan suasana hati, dan gangguan kognitif.

Tyson juga berisiko mengalami pendarahan otak. Risiko kedua bagi legenda tinju itu adalah kondisi yang disebut hematoma subdural, yaitu kondisi di mana pembuluh darah penghubung antara otak dan pembuluh darah bisa robek akibat pukulan yang terus-menerus.

Pada orang lanjut usia, yang kehilangan volume otak, hal ini sudah menjadi faktor risiko, namun diyakini juga bahwa orang yang menderita alkoholisme memiliki risiko lebih besar terhadap kondisi tersebut. Tyson telah berjuang melawan masalah itu di masa lalu.

Akibat dari hal ini dapat menyebabkan cedera aksonal yang menyebar dan pada akhirnya dapat mengarah pada perkembangan CTE, yang menyebabkan penurunan kognitif dan bahkan otak mungkin menyusut karena sel-sel otak mati atau hilang. 

 

 

Risiko ketiga adalah bahwa Tyson, karena usianya yang hampir lanjut usia, mempunyai risiko lebih besar terkena masalah jantung - terutama karena ia berupaya mengimbangi seseorang yang berusia pertengahan 20-an, yaitu Jake Paul. Aritmia, angina, dan infark miokard adalah masalah yang bisa dihadapi Tyson jika dia memaksakan diri terlalu jauh untuk berlatih.

Olahraga ekstrem juga dapat menyebabkan fibrosis jantung, sedangkan arteri jantung cenderung menyempit pada usia lanjut, membuat aliran darah ke seluruh tubuh menjadi lebih sulit dan otot bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan yang diminta.

KOMENTAR