LG Korea Teken MOU Investasi 130 triliun Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia

Jakarta, INAKORAN

LG Energy Solution, spin-off baterai dari LG Chem, menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan otoritas investasi pemerintah Indonesia pada hari Jumat (18/12/2020)  untuk investasi ke negara Asia Tenggara seperti dilansir dari Korea Times  Senin (21 /12/2020)

Proyek pabrik baterai dengan periode proyek 5 tahun tersebut diperkirakan menelan biaya sekitar 10 triliun won atau setara dengan Rp 130 triliun (kurs Rp 12,97/won Korea).

BACA:  

KPK Kawal 4 Aset Negara (Kemensetneg) sebesar Rp548,2 Triliun

Menurut kementerian industri dan LG Energy Solution, pembuat baterai kendaraan listrik (EV) mengadakan upacara penandatanganan MOU secara tertutup di Lotte Hotel di Seoul. Upacara tersebut dihadiri oleh Presiden LG Energy Solution Kim Jong-hyun, Kepala  Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan, Industri dan Energi Sung Yun-mo.

BACA:  

Safari Politik di Jawa Barat, Maman Imanulhaq Menemukan Fakta yang Mengejutkan!

Indonesia telah agresif dalam mencari investasi LG Energy Solution, dengan para menterinya mengatakan kepada outlet berita lokal bahwa pembuat baterai tersebut akan segera menandatangani kesepakatan untuk berinvestasi di negara tersebut. Sumber mengatakan MOU ditandatangani setelah menteri Indonesia mengungkapkan harapan kuat untuk menandatangani kesepakatan dengan perusahaan selama kunjungan mereka ke Seoul untuk menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara kedua negara.

LG Energy Solution mengkonfirmasi penandatanganan MOU, tetapi menolak untuk mengungkapkan rincian apapun, mengatakan itu adalah "MOU tidak mengikat mengenai investasi lokal" dan spesifikasinya belum dikonfirmasi.

Menurut pejabat yang mengetahui masalah tersebut, bagaimanapun, MOU tersebut tentang peluncuran paket bisnis terkait baterai di Indonesia, mulai dari penambangan bahan baku hingga pembuatan sel baterai. LG Energy Solution akan memimpin konsorsium yang terdiri dari perusahaan Korea dan Indonesia untuk melakukan ini. Nilai total yang diduga dari proyek tersebut kemungkinan akan mencapai level triliun won.

Perusahaan termasuk LG International dan POSCO disebutkan sebagai pemangku kepentingan dalam proyek tersebut, tetapi perusahaan menolak berkomentar mengenai masalah tersebut.

"LG Energy Solution telah menjajaki peluang investasi di Indonesia untuk sementara waktu, dengan rencana untuk terlibat dalam berbagai proses pembuatan baterai melalui usaha patungan di negara ini," kata seorang sumber. "MOU menunjukkan bahwa perusahaan dan negara telah mencapai titik temu dari perspektif yang luas, tetapi masih mempersempit perbedaan mereka dalam hal detail."

Indonesia sering disebut-sebut sebagai tujuan investasi perusahaan baterai dan kendaraan listrik karena sumber daya bahan baterai yang melimpah. Negara yang memiliki cadangan nikel terbesar di dunia itu melarang semua ekspor nikel pada Januari agar lebih banyak diproses di dalam negeri. Nikel adalah salah satu bahan terpenting dalam pembuatan baterai.

Karena pentingnya negara, tidak hanya LG Chem tetapi juga sejumlah raksasa global telah memasuki negara tersebut. Outlet berita luar negeri melaporkan bahwa Tesla akan mengirim delegasi ke Indonesia bulan depan untuk membahas potensi investasi di negara tersebut, dan CATL, saingan terbesar LG Energy Solution, berencana untuk menginvestasikan $ 5 miliar dalam pabrik baterai lithium di sana.

Meskipun tidak termasuk dalam MOU hari Jumat, sumber mengatakan usaha patungan antara LG Energy Solution dan Hyundai Motor sedang berlangsung, dengan hasil diharapkan bulan depan.

Saat ini, Hyundai Motor sedang membangun pabrik kendaraan yang mampu memproduksi hingga 250.000 kendaraan - termasuk EV - setiap tahunnya di Indonesia, dengan rencana untuk beroperasi secara komersial pada akhir tahun depan. Untuk pasokan baterai yang stabil ke pabrik, kedua belah pihak dilaporkan setuju untuk mendirikan usaha patungan dan sekarang menyempurnakan detail proyek.