LIPI Temukan 16 Spesies Keong Darat Baru di Pulau Jawa

Sifi Masdi

Tuesday, 04-06-2019 | 08:58 am

MDN
Ilustrasi jenis keong darat [ist]

Jakarta, Inako

LIPI kembali menemukan spesies baru. Kali ini, terdapat 16 spesies keong darat baru yang berhasil ditemukan, seluruhnya berasal dari Pulau Jawa.

Penemuan ini dilakukan berdasarkan investigasi terhadap koleksi spesimen keong dari genus Landouria yang tersimpan di berbagai museum dunia, seperti Natural History Museum of London, Naturalis Biodiversity Center, Senckenberg Museum of Frankfurt, Zoological Museum of the University of Hamburg, dan Museum Zoologicum Bogoriense.

Berdasarkan investigasi tersebut, Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Ayu Savitri Nurinsiyah bekerja sama dengan Marco Neiber dan Bernhard Hausdorf dari Centrum fur Naturkunde, Universitat Hamburg, Jerman, melakukan revisi taksonomi terhadap beberapa spesies keong darat.

"Dalam melakukan revisi sistematika, penelitian ini menerapkan pendekatan integratif yang menggabungkan pemeriksaan morfologi cangkang, karakter genitalia, dan DNA," tutur Ayu, seperti dilansir dari siaran persnya Jumat (31/5/2019).

Ayu menambahkan bahwa berdasarkan hasil penelitian, keong darat dari genus Landouria ini memiliki keanekaragaman tinggi di Pulau Jawa.

"Dari enam spesies Landouria yang diungkap oleh van Benthem Jutting dan satu spesies oleh Bunjamin Dharma, kami mendeskripsi kembali 28 spesies di Jawa, 16 di antaranya adalah spesies baru dalam ilmu pengetahuan," terangnya.

Penemuan spesies baru ini semakin memperkaya keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia. Spesies tersebut di antaranya adalah Landouria parahyangensis yang dinamakan berdasarkan area sebaran spesies tersebut,  yakni di tanah Sunda (Parahyangan).

Sementara Landouria petrukensis diberi nama berdasarkan habitatnya di Gua Petruk, Kebumen.

"Sedangkan Landouria abdidalem terinspirasi dari abdi dalem Keraton Yogyakarta di mana spesies tersebut ditemukan di Provinsi Yogyakarta," ujar Ayu.

Sementara spesies-spesies lainnya masing-masing diberi nama Landouria naggsi, Landouria nusakambangensis, Landouria tholiformis, Landouria tonywhitteni, Landouria madurensis, Landouria sewuensis, Landouria sukoliloensis, Landouria nodifera, Landouria pacitanensis, Landouria zonifera, Landouria pakidulan, Landouria dharmai, dan Landouria menorehensis.

Menurut Ayu, sebagian besar keong Landouria merupakan hewan endemik yang memiliki sebaran di daerah-daerah tertentu di Jawa.

"Keanekaragaman spesies Landouria tertinggi sebanyak 19 spesies terdapat di dataran rendah di bawah 500 mdpl. Keragaman tersebut berkurang dengan meningkatnya ketinggian," ujarnya.

Ayu juga menjelaskan bahwa hanya lima spesies saja yang tercatat berada pada ketinggian di atas 1000 mdpl, dan hanya dua spesies yang diketahui memiliki sebaran hingga ketinggian di atas 2000 mpl.

"Karena sebaran yang terbatas inilah, hewan endemik seperti Landouria sangat rentan terhadap ancaman kepunahan," lanjutnya.

Saat ini, keong Landouria tengah menghadapi ancaman berupa perubahan dan hilangnya habitat alamiahnya di Pulau Jawa.

"Oleh karena itu, konservasi dan pengungkapan keanekaragaman hayati Indonesia sangat penting dan mendesak untuk dilakukan," tutup Ayu.

KOMENTAR