Luhut Panjaitan: Kelapa Sawit Sumbang Rp 250 T Devisa Ekspor Indoensia

Inakoran

Friday, 18-05-2018 | 00:41 am

MDN
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Bins

 

Banda Aceh, Inako –

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan sub sektor perkebunan kelapa sawit menyumbang devis ekspor sekitar Rp 250 triliun tiap tahun bagi Indonesia.

baca juga;    Zodiak Pisces Memiliki Cerita lebih dalam dengan seseorang


Hal itu diungkapkan Luhut saat menjadi pembicara pada sesi High Level Segment Seminar pada acara konferensi internasional tentang pengentasan kemiskinan di Pontifical Urban University Vatikan di Roma, Selasa (15/5).

Tercata belasan juta rakyat Indonesia menggantungkan hidupnya dari usaha perkebunan kelapa sawit, baik usaha perorangan maupun perkebunan kelapa sawit milik pemerintah atau badan usaha, kata Luhut menambahkan.

Data Astra Agro menunjukkan, saat ini tidak kurang dari 17 juta rakyat negeri ini hidup dari perkebunan kelapa sawit. Angka itu jauh lebih tinggi dari negar tetanagga Malaysia yang hanya 2 juta rakyatnya menggantungkan hidup dari sektor ini.

Hal itu diungkap oleh Humas PT Astra Agro, Wawan, pada konferensi internasional tentang pengentasan kemiskinan di Pontifical Urban University Vatikan di Roma, Selasa lalu.

"Dari total 11,6 juta hektare perkebunan kelapa sawit Indonesia, 41 persen di antaranya adalah perkebunan rakyat. Ada 2,1 juta petani kelapa sawit di Indonesia," kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, yang menjadi pembicara pada sesi High Level Segment seminar tersebut.

Luhut mengatakan, sektor pertanian sangat penting dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Pada sub sektor pertanian, kelapa sawit merupakan penyumbang devisa ekspor terbesar yaitu sekitar EUR 15,5 miliiar atau lebih dari Rp250 triliun.

"Dari aspek penyerapan tenaga kerja, ada 17,5 juta masyarakat Indonesia yang bekerja baik langsung maupu tidak langsung di sektor kelapa sawit," kata Luhut.

Selain Menko Kemaritiman RI, pada sesi ini, yang juga menjadi pembicara adalah Tan Sri Bernard Giluk Dompok (Duta Besar Malaysia untuk Vatikan), Kardinal Peter K A. Turkson (Gereja Katholik Vatikan), Alberto Trevisial (Rektor Pontifical Urban University), dan moderator Arif Havas Oegroseno (Duta Besar RI untuk Jerman).

 

KOMENTAR