Lusyani Suwandi: Abaikan Keselamatan Penumpang Seleksi Alam Akan Terjadi

Jakarta, Inako
Masih segar dalam ingatan publik, terjadi tragedi Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba sekitar pukul 17:15 WIB Senin, (18/6/2018). Tragedi empat bulan silam itu terjadi pada sore hari, namun demikian harinya sama adalah hari Senin, pesawat Lion Air JT-610, jatuh di Pantai Karawang pada Senin (29/10/2018) sekitar pukul 6: 33 WIB, atau tiga belas menit usai take of pukul 6: 20 WIB dari Bandara Soetta menuju kota Pangkalpinang Bangka Belitung.
Tragedi Kapal Motor Sinar Bangun menyisakan pilu hingga kini. Kecelakaan KM Sinar Bangun menelan korban jiwa sedikitnya 164 orang meninggal dunia termasuk tiga orang anak dan, 21 orang selamat. Sementara Lion Air JT-610 sedikitnya menewaskan 188 orang penumpang dewasa, termasuk dua orang bayi, dua orang pilot dan lima orang awak kabin.
Mengapa KM sinar Bangun Tenggelam dan Dimana Simpul Lion Air JT- 610 Jatuh?
"Baik penyeberangan sungai, laut, darat maupun penerbangan udara "keselamatan penumpang" adalah kunci utama pelayanan" tegas Lusy Wakil Bendahara dari Partai Nasdem. Bisnis transportasi adalah bisnis jasa pelayanan manusia dan barang, sambung Lusy, jangan lupa Adam Air yang lenyap dari ranah bisnis penerbangan ketika, faktor keselamatan manusia tidak tertata baik, tegasnya.
Tragedi Lion Air JT-610, memang secara langsung atau tidak langsung akan memukul industri penerbangan di tanah air terutama dari segi "trust" terkait pertanyaan apakah selamat atau tidak sampai tujuan.
Sebagai warga Babel saya khawatir tragedi Lion Air JT-610, akan terdampak pada destinasi wisata Babel yang belum lama ini pemerintah daerah dan pusat sedang gencar-gencarnya melakukan promosi, tandas Lusy Caleg DPRI dari Partai Nasdem no urut 3 (tiga) Dapil Bangka Belitung ini.
Terpuruknya kondisi penerbangan teranyar di tanah air tentu akan mendapatkan penilaian tersendiri dari masyarakat international terkait keselamatan penumpang di tanah air. Akankah kondisi ini memungkinkan masuknya investor asing ke Indonesia untuk menggarap bisnis sektor transportasi. Tentu ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Tetapi jika keselamatan manusia ini tidak ditangani dengan baik oleh pemangku bisnis semacam di tanah air, seleksi alam akan terjadi, dimana yang benar-benar bekerja sesuai dengan high standard safety yang akan bertahan di dunia bisnis transportasi baik laut, darat maupun udara, pungkas Lusy. menjawab Inakoran.com Kamis, (1/11/2018)
Memiliki luas wilayah kepulauan terbesar di dunia dengan tiga time zone (WIB, WITENG, WITIM) dengan panjang pantai nomor dua di dunia, setelah Canada. Luasnya wilayah memungkinkan menjadikan lahan bisnis penerbangan yang empuk bagi investor asing ditambah lagi faktor demografi masuk rangking empat dunia. Faktor-faktor ini tentunya akan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor.
TAG#Lusyani Suwandi, #Lion Air
198744047
KOMENTAR