M.Wahid Emha: LPBI NU Berperan Membantu Korban Dampak Bencana

Jakarta, Inako
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama (NU) memiliki tiga poin utama dalam misinya, yakni penanggulangan bencana, perubahan iklim, dan pelestarian lingkungan hidup. Karena yang paling berdampak bencana ini adalah masyarakat, maka sasaran kegiatan LPBI adalah mendorong penguatan kapasitas pada masyarakat karena NU organisasi berbasis komunitas.
Simak video InaTv dan jangan lupa klik "subscribe and like" menuju Indonesia sejahtera.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua LPBI NU Wilayah DKI Jakarta M. Wahib Emha, saat menerima bantuan sumbangan untuk korban banjir dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Komisariat Universitas Jakarta (UNIJA), di Kantor Pengurus Wilayah LPBI NU DKI Jakarta, Selasa (14/1/2020). Penyerahan sumbangan itu disaksikan oleh Pengamat masalah-masalah kemasyarakatan Tjoki Aprianda Siregar, staf LPBI NU, dan aktivis GMNI Cabang Jakarta Timur Komisariat UNIJA.
Dalam kesempatan ini Jaja Sulaiman yang mewakili Komisariat GMNI UNIJA, Jakarta Timur, menyerahkan sumbangan kepada LPBI NU untuk para korban bencana banjir Jabodetabek dalam bentuk uang tunai.
Menurut Jaja, sumbangan yang mereka lakukan merupakan sebuah bentuk tradisi yang diwarisi para senior GMNI kepada kader-kader penerusnya untuk terus menggelorakan semangat gotong royong. Oleh karena itu, tradisi tersebut perlu dijaga oleh para kader GMNI.
“Ketika kita bicara soal musibah, maka kita tidak lagi bicara soal suka A dan B. Mereka adalah saudara kita dan beban mereka harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Apa yang kita lakukan saat ini dasarnya adalah semangat gotong royong. Dan ini yang kita tularkan kepada anggota dan kader-kader kami, khususnya yang ada di Jakarta Timur dan UNIJA,” kata Jaja kepada Inakoran.com.
Terkait dengan sumbangan itu, Tjoki Aprianda Siregar mengatakan sumbangan itu merupakan wujud kepedulian dan perhatian GMNI sebagai generasi muda terhadap mereka yang mengalami dampak bencana.
Tjoki juga memberikan apresiasi kepada LPBI NU yang selama ini banyak berperan membantu mereka yang berdampak bencana dan juga melakukan mitigasi bencana. Ia menilai bahwa NU sebagai Ormas Islam terbesar di Tanah Air, berperan memberikan penyadaran terhadap warga masyarakat dan edukasi mengenai pencegahan dan mitigasi bencana.
“Kami melihat peran ormas Islam dan ormas lainnya di Indonesia, terutama yang memiliki jumlah anggota yang besar, seperti NU dan Muhammadyah, dalam memberikan penyadaran terhadap warga masyarakat dan edukasi mengenai pencegahan dan mitigasi dari bencana alam, apakah itu, gempa bumi, gunung meletus, dan banjir, dan longsor itu, sangat besar,” tegas Tjoki.
Peran LPBI NU
Menurut Wahib, pembentukan LPBI NU merupakan hasil Muktamar NU di Makassar, Sulawesi Selatan. Lembaga ini merupakan wujud tanggapan NU terhadap berbagai bencana yang melanda di Tanah Air yang perlu mendapatkan perhatian dan bantuan terhadap korban yang berdampak bencana. Lembaga ini sudah dibentuk di berbagai wilayah, dan salah satunya adalah PW LPBI NU DKI Jakarta.
“Di Jakarta kita melaksanakan kegiatan berdasarkan kebijakan pengurus NU yang ada di Wilayah DKI Jakarta. LPBI NU ini bertugas memberikan penguatan kapasitas pada masyarakat sebagai basis komunitas. Kita lihat yang paling berdampak dari bencana adalah masyarakat, utamanya masyarakat warga NU,” kata Wahib dalam wawancara dengan Inakoran.com.
Ia menambahkan bahwa dalam rangka penguatan kapasitas, pihaknya melatih semua cabang di Jakarta. Dan bahkan pada tahun 2020 LPBI NU akan melakukan pelatihan penangangan dan mitigasi bencana di enam titik komunitas.
“Tapi dalam melaksanakan tugas, kita menyadari bahwa kita tidak bisa berdiri sendiri. Kita selalu menggandeng badan otonom yang ada di NU, baik yang ada di wilayah maupun yang di cabang. Ada belasan lembaga di NU dan ada juga belasan Lembaga Otonom. Makanya banyak sekali lembaga dan semua kita ikat dengan nama NU Peduli,” tambahnya.
Terkait dengan kegiatan penanganan korban banjir di Jakarta, Wahib mengatakan bahwa pihaknya melibatkan sekitar 300 lebih relawan. Tetapi karena sifat kegiatan tersebut berbasis komunitas, maka posisi LPBI NU adalah membantu mereka yang sedang melakukan evakuasi.
Kemudian untuk menambah penguatan kapasitas di Jakarta, tegas Wahib, LPBI NU bekerja sama dengan semua pihak, mulai dari pemerintah Pemprov DKI Jakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, Dinas Lingkungan Hidup, serta lintas agama.
“Ada sahabat-sabat kita dari Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), Protestan, Budha dan Hindu, termasuk beberapa sahabat dari Konghucu. Dalam membantu kita tidak lagi bicara identitas, baik identitas keagamaan dan lainya. Yang dibantu adalah semata-mata terkait kemanusiaan. Jadi kita selalu bersinergi,” tegasnya.
KOMENTAR